Bayu yang memegang kembalian uang dari jajan ice cream di warung sebelah ‘Apotek Melati' hendak memberikan uang kembaliannya kepada Kang Andre yang sedang berada di dalam apotek untuk membeli obat yang akan digunakan untuk mengobati luka-lukanya. Ketika ia hendak akan masuk, Bayu langsung melangkah mundur saat merasakan suasana yang serius dan berganti tujuan menjadi mengintip diam-diam di dekat pintu masuk.
“Makasih sudah percaya sama kata-kata Andre tadi. Andre juga mohon untuk merahasiakan perihal ini dulu ya, Bu. Ibu bisa pegang kata-kata Andre, kalau Andre beneran serius. Andre bakal cari pekerjaan tetap dulu biar merasa pantas.” Seketika Bayu menutup mulutnya yang tiba-tiba menganga karena tidak percaya atas apa yang didengarnya. Kang Andre lagi deketin Mama Rosa? Ta-tapi kenapa?
"Ehm!" Suara dari arah belakang mengagetkan Bayu. Ketika mengetahui Pak Duri, suaminya Mama Rosa berada di belakangnya, Bayu langsung nyengir dan merasa terintimidasi karena alis dan kumisnya yang tebal.
"Eh, Pak Duri. Gak kerja?" Tanya Bayu menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena merasa gugup dan pertanyaan yang dilontarkannya adalah pertanyaan yang tidak harus ditanyakan. Tapi mengingat Pak Duri adalah seorang dokter yang jarang pulang ke rumah untuk mengobati pasien jadi Bayu berpikir untuk menormalisasikan pertanyaannya itu.
"Iya, lagi ambil libur dulu." Ucapnya diikuti kata 'Oh' berkepanjangan dari mulut Bayu. "Mau beli sesuatu? Kok malah di luar. Kan ada Mama Rosa yang jaga." Bayu nyengir lagi tidak tahu harus berkata apa. Lalu tiba-tiba datang Kang Andre dengan kantong kresek berisi salep yang dibelinya.
"I-ini Pak, mau ngasih kembaliannya ke Kang Andre." Kang Andre yang ditembaki begitu saja dengan pernyataan Bayu terlihat canggung. Ia mencoba tersenyum ke arah Pak Duri dan meminta Bayu menyimpan kembaliannya untuk membeli ice cream Mila dan Gugun.
"Oh iya, bener." Jawab Bayu yang langsung memasukan uangnya ke kantong celana. Ketika Bayu menoleh lagi ke arah Pak Duri, Bayu merasakan suasana yang tidak bersahabat ketika melihat tatapan ketidaksukaan Pak Duri ke Kang Andre.
Lima menit berada dalam suasana tidak bersahabat, Kang Andre langsung mengajak Bayu ke depan warung dan pamit kepada Pak Duri. Ada helaan nafas dari Kang Andre ketika berhasil terbebas dari situasi itu.
"Makasih Kang, ice creamnya…" Ucap Bayu yang mencoba mencairkan suasananya kembali.
"Saya yang makasih karena kamu dan teman-temanmu sudah menolong Saya tadi." Ucap Kang Andre dengan tersenyum tulus.
"Sama-sama, Kang. Tapi emang tadi situasi memanas karena ulah… hehehe." Ucap Bayu yang tidak sanggup menyelesaikan kalimatnya karena kejadian tadi memanas karena ulahnya sendiri. "Dan Bayu juga sedikit paham kalau disalahpahami kayak gitu gak enak…" lanjutnya lagi yang membuat Bayu memalingkan wajahnya sambil menggigit ice cream nya karena ingat pernah menuduh Kang Andre mencuri ayam.
"Kamu juga pernah disalahpahami?" Tanyanya santai yang membuat Bayu merasa lega karena Kang Andre tidak mengungkit kejadian lalu.
"Pernah karena wajah ini!" Bayu memperlihatkan warisan wajah yang diberikan Mama Indri ke hadapan Kang Andre. "Tapi lebih tepatnya didiskriminasi sih, maaf salah sebut Kang, hehe."
"Saya kira di sini gak gitu." Jawabnya dengan tenang.
"Di sini emang gak terlalu parah, tapi Bayu punya pengalaman pahit waktu di Kota Jakarta." Jelas Bayu secara singkat berharap lawan bicaranya akan paham tanpa harus diceritakan.
"Ah, Saya paham. Kamu hebat karena telah melaluinya dengan baik! Terimakasih ya sudah bertahan di era yang tidak menyenangkan ini." Ada sedikit tawa sinis yang Kang Andre selipkan dalam kalimatnya itu dan Bayu merasa ada kata yang tidak mengenakan dalam hati sehingga ingin mengklarifikasinya.
"Era yang tidak menyenangkan… Bayu gak setuju sama Akang. Karena walaupun Bayu mengalami hal sulit, tapi ada teman-teman Bayu yang selalu ada dan semangatin Bayu buat bangkit." Ucap Bayu yang kali ini sedikit menggebu. Mendengar itu membuat Kang Andre tersenyum. Ia pun ikut mengangguk setuju dan mengatakan bahwa setiap ada hal tidak menyenangkan pasti ada hal yang menyenangkannya. Tergantung ingin mengambil pilihan mana untuk tetap bertahan.
Kali ini Bayu setuju dengan perkataan Kang Andre dengan menganggukan kepalanya.
"Terus ngomong-ngomong, tim detektif-detektifan kalian nambah ya? Saya gak sengaja liat Gugun bareng sama kalian dan kalau boleh tahu, kamu sama teman-temanmu lagi menangani sebuah kasus lagi? Soalnya dimanapun keberadaan kalian, pasti lagi menangani sebuah kasus bukan?" Tanya Kang Andre yang membuat Bayu bingung harus menjawab apa karena tidak mungkin ia mengatakan bahwa kasus yang sedang dijalani adalah menyelidikinya.
"Eeee… kami gak ada kasus apapun. Emang lagi mau ikut kerja bakti aja dan perihal Gugun, itu, kami kebetulan sekelas dan rencananya mau main udah kerja bakti." Jawab Bayu berusaha senatural mungkin seperti jawaban sebelumnya. Mendengar itu Kang Andre langsung mengangguk dan menyudahi obrolannya. Kang Andre pun pamit pulang karena harus mengurusi sesuatu dan meminta Bayu untuk menyampaikan rasa terimakasih atas bantuan teman-temannya.
"Saya harap kedepannya juga gak ada kesalahpahaman lagi di antara kita ya. Saya pamit pulang dulu, maaf cuman bisa traktir ice cream. Sampaikan rasa terima kasih ke teman-teman kamu sekali lagi ya!"
Bayu mengangguk dan memaksakan senyumnya merasa bersalah. Setelah kepergian Kang Andre yang diperkirakan sudah lima menit lamanya, Mila dan Gugun baru muncul dengan nafas yang terengah-engah karena berlari.
"Mana Kang Andre?"