Rasa buah salak yang manis cukup membangkitakan suasana hati Mila dan Gugun yang sedari tadi memikirkan bagaimana caranya agar Kang Andre mau menerimanya lagi. Sudah sehari sejak kejadian ketiganya ketahuan berbohong, Kang Andre belum saja menghubungi langsung bagaimana kelanjutan dari les di rumahnya.
"Huh, maaf ya seharusnya aku gak ngusulin rencana ini. Seharusnya aku belajar dari kesalahan sebelumnya." Kata Mila yang merasa telah gagal dalam menyelesaikan kasus romansa percintaan pertama yang dikerjakannya.
"Pasti ada jalan keluarnya kok, Mil. Yang kita lakukan kemarin ga sepenuhnya salah. Cuman lagi sial aja malah muncul patung yang buat kalian takut. Tapi karena itu, kecurigaan kalian jadi terjawab kan dan kita tahu bahwa Kang Andre ga ada hubungan apapun sama Mama Rosa. Jadi, jangan menyerah! Kita selesaikan bareng-bareng." Balas Gugun mencoba menenangkan Mila.
"Makasih, Gun." Ucap Mila dengan tulus. "Terus buat apa Kang Andre bilang kalau dia minta untuk Mama Rosa menunggunya sampai merasa pantas ya?" Lanjut Mila yang penasaran akan hal itu.
"Mungkin ga sih kalau ternyata Kang Andre itu…"
"AW!" Teriakan Bayu yang kencang membuat Gugun tidak melanjutkan omongannya karena ia dan Mila seketika melihat Bayu yang terlihat kesakitan. Jempol jari Bayu terkelupas hingga mengeluarkan darah karena terserempet dinding keropos.
Mila bergegas mencari betadine atau apapun itu yang bisa menghentikan pendarahan di jari kaki Bayu. Tapi Mila tidak menemukannya. Ia pikir persediaannya sudah habis dan meminta Gugun untuk menopang Bayu bersama ke Apotek Melati agar bisa langsung diobati oleh Mama Rosa sebagai yang sudah berpengalaman.
Sesampainya di Apotek Melati, Mila, Gugun, dan Bayu langsung lega karena melihat Teh Melati berada di sana. Sepertinya ia tidak bekerja karena sekarang hari libur.
“Teh Melati, tolongin Bayu!” Teriak Mila dengan wajah cemasnya. Tidak memedulikan pelanggan lain yang belum sempat Mila lihat siapa orangnya. Pelanggan yang tidak disadari adalah Kang Andre yang sekarang ikut khawatir dengan apa yang terjadi kepada Bayu saat melihat kondisinya.
“Kenapa bisa sampai terluka gitu?” Tanya Teh Melati dengan raut wajah khawatir.
“Biasa Teh, anaknya gak mau diem sampai nabrak dinding terus jari kakinya luka karena keserempet dinding yang sudah keropos.” Jelas Gugun dengan nada terkesan dingin, namun dalam hatinya ia juga sedikit khawatir melihat kulit di jari kaki Bayu mengelupas hingga berdarah.
“Ya ampun! Bentar, Teteh ambilkan dulu obatnya!” Ucap Teh Melati yang langsung bergegas mencari alkohol, betadine, dan perban.
“Biar Saya bantu!” Tawar Kang Andre untuk membantu Teh Melati. Suara serak yang keluar dari mulut Kang Andre itu membuat Mila, Gugun, dan Bayu serempak mencari tahu ke sumber suara. Ketiganya begitu terkejut karena baru menyadari kehadirannya. Suara yang serak dari Kang Andre sempat membuat ketiganya merasa asing dan tak mengenali orang yang berbicara.
Setelah berhasil mendapatkan perban yang dicari ditambah dengan hansaplast, Kang Andre ikut berlutut di hadapan Bayu untuk membantu mengobati. Kang Andre memberikan perban yang ditemukannya kepada Teh Melati yang terlihat fokus mengobati luka Bayu. Keduanya pun tidak sengaja bersentuhan tangan ketika Teh Melati akan mengambil hansaplast yang ada di genggaman Kang Andre.
Melihat kejadian di hadapannya membuat Gugun bisa tahu bahwa Teh Melati sedang menahan rasa gugupnya yang ia alihkan kepada pertanyaan mengenai luka lain di area wajah Bayu. Ya, luka memar yang Bayu dapatkan kemarin hasil dari membohongi Kang Andre dengan aksi pura-pura kesurupannya.
Gugun juga bisa merasakan bahwa Bayu tidak tahu harus menjawab apa karena temannya itu langsung melihat ke arahnya dan Mila seperti meminta pertolongan. Ada di posisi Bayu atau tidak pun, ia juga akan sulit berkata-kata untuk menjelaskan di hadapan orang yang telah dibohongi.
“Aw!” Bayu merasa kaget ketika Kang Andre mengoleskan salep ke jidatnya. Mila ikut meringis ketika melihat temannya kesakitan. Rasa bersalah kembali menggerogoti hatinya karena ia yang mengusulkan ide pura-pura kesurupan hingga membuat temannya itu terluka.