Kata Arunika

Dian Fitriana
Chapter #8

Diary 2nd Year#Guru-Guru Mungil

Guru-guru mungil

           Semilir angin terasa menyapa wajahku, udara pagi nan sejuk dan mentari yang mulai meninggi menghangatkan tahun kedua aku menjadi guru.

Di setiap pagi aku selalu berusaha untuk menyambut guru-guru mungilku.

Ya para siswa di Sekolah Kayu adalah guru-guru mungilku. Tak terasa setahun telah berlalu bersama mereka, banyak sekali pelajaran yang dapat aku ambil dari manusia kecil yang lucu ini.

Aku tak sedang merasa menjadi guru bagi mereka, malahan aku banyak belajar tentang kehidupan yang begitu sederhana dari guru mungilku.

Abil dan Rhei sudah naik kelas ke level B taman bermain, begitu juga Amer dan Kimi sekarang mereka sudah tingkat sekolah dasar. Mereka cepat sekali tumbuh besar. Meskipun sudah berpindah kelas, rasanya tetap saja mereka masih muridku, ya kami guru-guru menjaga mereka bersama-sama.

Di tahun kedua, siswa kami bertambah. Ada Haidar dan Pilar, bocah berusia tiga tahun ini, mereka masuk ke kelas kelompok bermain dan diajarkan langsung oleh Bu Pelita.

Pak Adit pun bertambah murid seorang gadis cilik bernama Alya. Di kelas satu kami kedatangan anak yang bertubuh tinggi, berperawakan kurus bernama Aa Rakan.

Sedangkan aku tahun ini kedapatan siswa bernama Bagus, Anne, Mario dan Farrel.

           Bagus salah seorang murid yang selalu datang tepat waktu. Setiap pagi ia selalu siap sedia membantuku, membersihkan kelas, menata perlengkapan kelas dan memilih buku untuk dibacakan saat pagi hari.

Bagus yang selalu berpenampilan rapi, ia suka sekali memakai baju batik, tubuhnya berisi dan lebih tinggi dari anak-anak seusianya, kulitnya putih dan sesekali pipinya memerah bak tomat matang setelah lelah seharian bermain.

Bagus anak kecil yang pemikirannya terkadang seperti orang dewasa, ia mampu menyampaikan apa yang ia pikirkan, kemampuan verbalnya memang sudah terstimulus dengan baik. Sehingga dengan mudah ia mengerti arahan yang aku berikan.

Ia anak yang selalu semangat menjawab tebak-tebakan setelah usai buku dibacakan. Untuk anak seusianya, Bagus termasuk anak yang sangat mandiri. Aku kagum sekali pada Bagus darimana ia belajar semuanya, pikirku pastilah di belakangnya ada peran orang tua yang hebat.           

Lihat selengkapnya