Seorang guru mengajiku pernah menyampaikan padaku suatu kalimat yang sederhana namun sarat makna.
Hingga kini aku pun mencoba mengamati pesan guruku, aku pun sering memperhatikan murid laki-laki di kelompok taman kanak-kanak sekolah kayu. Sebuah kalimat yang membuatku mulai mengerti tentang fitrah seorang manusia bernama laki-laki.
Guruku mengatakan, ”Kelak jika kamu memiliki seorang anak laki-laki, katakan padanya disetiap kali ia menemanimu, nak jaga ibu ya.”
“Fitrah seorang anak laki-laki itu adalah qawwam, memimpin dan mengayomi. Bagaimana kita bisa memintanya untuk menjaga kita ketika usia yang telah lanjut nanti, jika kita tak pernah membiasakannya.”
“Bagaimana kita bisa memintanya untuk melindungi saudara perempuannya juga istrinya ketika dewasa, jika kita tak memperlakukannya layaknya qawwam.” lanjut guruku itu.
“Saat kita meminta bantuan, seringkali bahasa kita hanya sekedar menyuruh saja. Terkadang kita lupa bahwa kita ini sedang mendidik qawwam. Dimana ia memiliki kelebihan, yang Allah titipkan dalam diri seorang laki-laki.”
“Bilang nak, aku butuh bantuanmu untuk mengerjakan suatu hal. Itu akan membuatnya mengerti bahwa ia mempunyai suatu kemampuan untuk membantu orang lain.” tutur guruku.
Tak pernah terpikir oleh diri ini untuk meminta seorang anak kecil menjagaku. Pikirku seharusnya akulah sebagai orang dewasa yang wajib menjaga dan melindungi mereka.
Apalagi anak-anak yang wajah mereka masih lucu dan menggemaskan, mencandai mereka merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Tapi hidup tak selalu dihabiskan dengan bercanda bukan, karena hidup bukan hanya tentang hari ini, mereka yang kita harapkan akan melewati masa depan yang lebih baik, kita harus tetap mempersiapkan segala sesuatunya dengan kesungguhan.
Menstimulus kemampuan mereka harus dilakukan sejak dini. Karena kita ingin ketika dewasa nanti, mereka akan menjadi manusia-manusia yang tetap pada fitrah yang telah Allah anugerahkan.