Like A Tamagotchi
Kawan ingatkah kalian dengan sebuah permainan yang pernah hits di tahun 1990an bernama tamagotchi. Aku termasuk salah satu anak yang beruntung bisa memiliki sebuah mainan tamagotchi yang dibelikan oleh kedua orang tuaku. Tamagotchi adalah sebuah mainan berbentuk oval yang didalamnya terdapat program untuk memelihara hewan peliharaan virtual.
Sangat mengasyikkan bermain tamagotchi, kita dapat merawat hewan peliharaan dengan cara memberi makan, minum, mengajaknya bermain, hingga membersihkan kotorannya.
Walaupun hewan peliharaan virtual, tamagotchi tetap harus diperhatikan minimal 30 menit. Karena kalau tidak dirawat, maka hewan peliharaan kita dapat mati.
Persis anak-anak pada umumnya, aku pun sangat senang bisa merawat hewan peliharaan virtual ini.
Begitupula yang aku rasakan ketika mendidik anak-anak. Bahagia saat bisa melihat mereka menghabiskan makanannya dan bermain bersama mereka. Seperti salah satu kisahku bersama putri kecil bernama Tara di tahun kelima aku mengajar.
Pertama kali masuk sekolah. Tara adalah anak yang pendiam. Walaupun begitu, ia tetap dapat mengekspresikan keinginannya, hanya saja ia berbicara seperlunya saja.
Bocah lucu berkulit kuning langsat dengan senyumnya yang manis, ia selalu berusaha untuk mentaati peraturan yang aku berikan. Terkadang hatiku meleleh jika melihat tatapannya yang nampak memelas, ketika sifat manjanya tengah muncul.
Untuk urusan keberanian Tara tidak diragukan lagi, luar biasa pastinya. Ketika kelas outbond Tara selalu menjadi yang pertama menyelesaikan tantangan. Sepertinya Tara sudah terbiasa dengan tantangan di alam, karena ia pernah bercerita padaku tentang acara kemah bersama keluarganya.
Tara juga ramah terhadap hewan, beberapa kali ia membawa katak ke sekolah dan menceritakan hewan peliharaannya itu pada teman-teman. Hanya ada satu saja yang perlu ditingkatkan oleh gadis cilik pemberani ini yaitu kemampuan toileting.
Untuk anak usia dini ada tiga hal yang perlu kita perhatikan karena dapat mempengaruhi kesiapan anak dalam belajar yaitu eating, toileting, sleeping.
Eating adalah proses kemandirian anak dilihat dari ia belajar makan sendiri, menghabiskan makanan, bertanggung jawab pada makanan yang ia punya, mengenali bahasa tubuhnya ketika ia mulai lapar dan haus. Biarkan mereka belajar untuk menyuap sendiri makanan ke dalam mulutnya, merasakan dan menakar seberapa banyak makanan yang mampu masuk ke dalam mulutnya.
Biarkan mereka belajar untuk menghabiskan makanan, dan fokus ketika makan. Meskipun pasti akan ada makanan yang berceceran. Tapi mereka akan mendapatkan pelajaran.
Untuk mempersiapkan diri mereka sebelum belajar, aku pun membiasakan mereka untuk minum terlebih dahulu. Karena air merupakan salah satu komponen terpenting dalam pembuatan synaps-synaps di otak selain vitamin, lemak, protein.