“Mau belajar sama Bu Arun”
“Huwaaa Bu Arun…” lagi-lagi dia datang mengejutkanku, dengan memakai kaos putih berkerah setelan celana jeans, anak laki-laki itu makin keren saja diantara para murid lainnya yang sedang mencoba permainan edukasi di stand kami. Bukan Umar Namanya kalau tidak mencandaiku sedetik saja rasanya ada yang kurang.
Cekrek, jadilah wajah Umar menghiasi kameraku hari ini, senyum yang menampakkan gigi putih berbaris rapi, wajah berseri, cahaya alam yang tak kalah semangat bersinar, seperti semangat Umar dan kawan-kawan di TK B Jerapah.
Hem Umar ini murid yang suka uyel-uyel, yang tidak bisa melihat Bu Arun rapi sedikit, pasti langsung ada saja tingkahnya minta gendonglah, dipanjatlah aku seperti pohon, dan bisa-bisanya ia memanjat dari belakang dan berputar melewati bahuku dan aku pun dengan sigap menangkap tubuh Umar agar ia bisa berseluncur dengan aman melewati diriku yang sedang duduk di kelas, aku pun membalikkan tubuhnya, dan ia pun mendarat dipangkuanku dengan aman.
“Fyuh untung saja aku play maker yang hebat” dengan sedikit berkeringat dan menghela napas dengan aksi Umar yang seperti itu. Batinku, tak sia-sia kegemaranku bermain bola basket dan berlatih setiap sore masa aku di sekolah menengah pertama, aku ingat pelatihku bilang, “Arun kamu jadi play maker ya atur strategi buat serang tim lawan”
Umar dengan kecerdasan kinestetik yang ia miliki, sangat wajar sekali aktivitas fisik yang ia butuhkan seaktif itu, bersentuhan fisik kadang seperti bermain gulat sesama anak laki-laki, aku pun membayangkan Umar seperti bola basket yang membal tak bisa diam di lapangan, sehingga mata ini selalu berusaha awas kemanapun ia bermain, dan selalu siap menangkap, mengoper, hingga bola itu tetap terpantau.
Anak-anak dengan kecerdasan kinestetik seperti Umar terlihat memiliki rentang konsentrasi yang kurang lebih 10 menit, seperti sebentar ya, memang tingkat konsentrasi terbaik yang mereka miliki adalah saat mereka bergerak, mereka bisa menangkap optimal seluruh hal yang ada di sekitarnya.
Mereka cenderung menstimulasi indera peraba untuk dapat menyimpan informasi yang ada disekitarnya, jadi wajar kalau mereka selalu butuh permainan yang melibatkan kontak fisik, seperti melempar, menendang, memanjat, bahkan menjatuhkan badan.
Jadi kalau bertemu anak seperti Umar, aku pun tahu apa yang harus aku lakukan, ya ia banyak gerak bukan karena ia tak mengikuti aturan, tetapi memang itulah stimulus yang ia butuhkan.
Kalau tak tahu tentang rahasia ini, kalau anak-anak seperti Umar memiliki kecerdasan kinestetik, mungkin aku bisa saja terjebak dengan berpikir ini perilaku yang nakal. Tapi sekali lagi no, setelah aku belajar hal ini, benar-benar perilaku ini bukanlah sebuah hal nakal ataupun yang tak wajar.
Bayangkan aku pernah mendapati Umar mencoba menulis dikepala Zein teman sekelasnya yang baru saja dicukur 1 cm, hal itu pun membuatku terbelalak dan tentu saja melarang Umar untuk melakukan itu, nah itu lagi salah satu ciri anak kinestetik, ia suka eksperimen.