Kata Arunika

Dian Fitriana
Chapter #37

Diary 6th Years#This Time For Africa

This Time For Africa

Pekan kebudayaan dunia diselenggarakan 2 tahun sekali, untuk membuka wawasan anak-anak tentang keragaman budaya yang telah diciptakan oleh sang Maha Penyayang yang ada di dunia ini.

Mereka anak-anak kelas jerapah telah berbaris rapi, dengan tatapan penuh percaya diri, mereka mengenakan kostum kreasi afrika dengan motif zebra, mahkota daun, dan rumbai-rumbai, saat itu mereka akan menampilkan sebuah pertunjukan tarian modern Afrika Selatan dengan lagu waka-waka yang dinyanyikan oleh Shakira pada pembukaan piala dunia.

Aku pun berdiri disamping mereka, aku hanya punya waktu terbatas untuk mempersiapkan mereka, tak seperti biasa guru kelas menemani anak-anak untuk tampil, kelas jerapah aku persiapkan untuk tampil mandiri sejak satu bulan kemarin.

 

 

Pagi itu aku pula harus bermain dibelakang layar sebagai operator musik, aku akan fokus dan tak bisa melihat penampilan mereka langsung, ini sih pertama kali aku memandirikan guru-guru kecilku.

“Oke kita sudah mau tampil ya, ingat tiga hal, bismillah, fokus dan tetap menari” aku pun harus menyampaikan pesan singkatku, yang seperti mantra yang dirapal oleh anak-anak agar mereka dapat memberikan persembahan terbaik untuk semua yang hadir.

“Jika ada kesalahan kecil tidak usah dipermasalahkan, yang ketinggalan langsung menyesuaikan ya.”

“Harus fokus dengan diri sendiri, betulkan Bu Arun” begitu kata Ken dengan tatapan yang serius dari balik kaca matanya.

“Aku ada di balik layar, pandangan kalian harus tetap ke depan ya...”

 

Kalian tahu benar bagaimana perasaan ibu guru ini saat berkata seperti itu, pastinya sih sebenarnya diri ini ingin sekali mendampingi mereka dan melihat bagaimana mereka tampil. Bagiku inilah pembelajarannya ketika murid-murid yang kita didik selama ini dapat mandiri dan memainkan peran baik mereka ketika kita tak bersama mereka, tetapi pesan kita selalu melekat dan menjadi penjaga mereka.

Master of Ceremony memanggil kelas jerapah, mereka berdiri dalam formasi yang sangat indah, tatapan mereka percaya diri. Dari balik layar akupun menekan tombol enter untuk memainkan musik tarian waka-waka.

Terdengar sambutan meriah dari para penonton, mereka begitu menikmati tarian yang dibawakan oleh anak-anak kelas Jerapah. Umar dengan luwes menggerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri. Cariss sibuk dengan mahkota daun yang sedikit bergeser dari kepala, dan mahkota itu pun sempat terjatuh, namun Cariss dengan sigap mengambilnya serta memakainya kembali, dengan wajah tetap tersenyum tanpa sedikit pun grogi.

Lihat selengkapnya