Teman Kebun
“Buuuu, Bu Arun ini ada buku?” Suara yang tak asing berasal dari seorang teman kebun yang sederhana dengan dialeg Betawi yang sangat kental.
Akupun meminta izin kepada anak-anak, “Nak aku menerima pesan Bang Jaka dulu ya, kalian lanjutkan makan snacknya.”
“Assalamualaikum, Bang Jaka ada apaan bang?” aku suka mengucapkan salam kepada siapa saja yang ketemui, apalagi Bang Jaka teman kebunku itu kadang asyik memainkan sapunya untuk membersihkan daun-daun yang berguguran di halaman sekolah.
Sehari-hari Bang Jaka berpakaian kaus, celana bahan hitam panjang dan sendal jepit, ia selalu datang tepat waktu herannya tak pernah meleset selalu pukul 6 ia tiba di sekolah. Tetap dengan senyumnya Bang Jaka menyambut kami para guru dan juga siswa-siswa sekolah kayu, tak sedikitpun ia menampakkan kelelahan padahal ia harus menyapu seluruh bagian halaman sekolah yang dipenuhi daun-daun yang berguguran.
“Ini Bu ada Buku, dari siapa ya tadi?” Sambil menggaruk-garuk kepala mencoba mengingat-ingat, menyodorkan sebuah buku bertulis My First Ramadan.
“Itu tuh orangnya ada di dalam mobil yang mau keluar gerbang itu...” jari Bang Jaka menunjuk ke arah gerbang.