Blurb
Aku terlahir tanpa bapak, tanpa abang dan kakak. Satu-satunya kerabat yang kupunya hanya Umak. Umaklah yang melahirkanku, juga membesarkanku. Sehari-hari, Umak saja yang kulihat.
***
Aku yang patah, mengarungi lautan dengan luka berdarah-darah. Mengutuki terlahir sebagai perempuan, menahan tangis dan air mata, memaki keadaan dan menyumpah pada Tuhan.
Betapa besar derajat lelaki di bumi ini. Mereka dipuja, kelahirannya dibanggakan, kesalahannya dimaafkan, kehadirannya diharapkan, sampai-sampai mereka lupa, siapa yang telah melahirkan mereka ke dunia. Sedang perempuan hanya menanggung kesalahan demi kesalahan, kelahirannya pun kadang tak diharapkan.
-------------------------------------------------------------
Hamidah dan Safiah belajar memahami hidup, lewat kemalangan yang menimpa mereka di usia muda. Dalam perjalanan yang panjang, mereka berusaha memahami kesunyian di hati masing-masing; bahwa sebenarnya, mereka hanya jiwa-jiwa yang terluka.