Katalis

Aisyah A
Chapter #7

Lucky

- Andrew POV -

Untuk gadis cantik yang berusaha tetap terlihat baik-baik saja, meski aku tahu ada yang kamu sembunyikan dariku.

Aku bahagia. Karena sekarang, setiap semesta bertanya padaku, siapa kamu? Aku bisa menjawabnya dengan lantang. Dia Nana, kekasihku. Jika semesta kembali mempertanyakan 'mengapa'? Kalian kan berbeda. Aku akan menjawab, karena cinta tak bisa memilih, dengan siapa kita akan terjatuh. Dan, lagi-lagi semesta bertanya, sampai kapan? Kali ini aku akan menjawabnya diawali dengan sebuah senyuman. Aku yakin, Tuhan akan memberikan kami waktu dan membiarkan kami untuk saat ini saja merasakan kebahagiaan, tanpa adanya perbedaan. Karena aku yakin, baik doaku dan doanya pasti menginginkan hal yang baik, bukan hal yang jahat.

***

"Kita ke mana?" tanyaku yang sudah siap menyalakan mesin motor, dan Nana sudah duduk di belakangku.

"Ke tempat kakak aku. Tapi, kita cari masjid dulu, ya!"

Aku terdiam sejenak. "Oh, salat pagi yang sering kamu kerjakan itu?"

"Duha," ujarnya. "Namanya salat duha, kata mama biar memperlancar rezeki," terangnya yang membuatku hanya mengangguk.

"Emangnya rezeki kamu kurang sampe harus salat gitu segala?" tanyaku sembari menyalakan mesin motor.

"Emang menurut kamu rezeki itu apaan?" Nana mulai mencengkeram jaketku, membuatku tak bisa menahan senyum.

"Uang," jawabku kemudian mulai melajukan motor dengan kecepatan sedang.

"Rezeki itu bisa dalam bentuk berbagai macam, bisa kesehatan, bisa uang, bisa teman, dan bisa yang lainnya," jawabnya, sesekali aku memandangi wajahnya dari kaca spion. Sejak kapan Nana jadi secantik itu di mataku?

"Kalo gitu, ketemu sama aku rezeki bukan?" tanyaku.

"Rezeki." Aku tak bisa menahan senyumku lagi. "Na, kalo terlalu ngebut, bilang ya! Kalo nggak, pegangan aja!" Aku merasakan jedugan kecil di bagian belakang helmku, pasti dia jawab pakai anggukan. Dan, lagi-lagi buat aku tersenyum.

Beberapa kali kami berhenti di lampu merah, aku mengelus-elus lembut tangannya di pinggangku. Sejak kapan tangan Nana jadi se-unyu ini? Ini bukan kali pertama aku membonceng Nana, bahkan bukan pertama kalinya Nana melingkarkan tangannya di pinggangku. Tapi, rasanya tetap saja ada yang beda.

Lihat selengkapnya