Katalis

Aisyah A
Chapter #16

Love is Blind

- Marina POV -

“Ndrew, makan dulu yuk," ajakku pada Andrew. Ya, aku masih belum siap untuk bertemu dengan papa, lebih tepatnya, aku menghindarinya.

“Mau makan apa?” tanya Andrew sembari menggandeng tanganku keluar kelas.

“McD aja yang deket sini, aku lagi pengen makan spicy chicken-nya," seruku bersemangat.

“Siap, Ibu Negara!” jawabnya dengan memberi hormat kepadaku.

Kami sudah berada di atas motor. “Tadi Haikal bilang dia mau pindah ke Ambon biar bisa makan bika ambon sepuasnya," ujar Andrew yang membuatku terkikik geli.

“Hahaha. Otaknya kebanyakan micin kali si Haikal, bika ambon kan dari Medan. Terus emak bapaknya mau dikemanain kalo Haikal pindah ke Ambon?” tanyaku masih sambil tertawa.

Andrew tertawa mendengar pertanyaanku itu. “Masukin kulkas katanya, biar nggak basi."

“Tanam aja, biar subur," jawabku asal.

Andrew mengusap tanganku tepat saat berhenti di lampu merah. “Iya subur, kayak cinta kita.”

Aku hanya menggeleng pelan, ini anak kadang suka tidak tahu tempat kalau mau gombal.

Kami telah sampai di McD. Andrew memesan makanan dan aku mencari tempat duduk yang strategis, dapat kursi sofa empuk dan dekat jendela, itu yang dinamakan strategis.

Tidak berselang lama, Andrew membawa nampan yang berisi pesanan kami. Andrew mulai menyodorkan spicy chicken level tiga ke arahku beserta cola.

Aku membuka tasku dan kemudian panik seketika. “Ndrew?” lirihku. Aku melambai-lambaikan tanganku di depan Andrew.

“Kenapa, Na?”

“HP aku mana?” tanyaku.

“Sebelumnya kamu taruh di.…” Kemudian dia tersenyum ke arahku. “Iya, Na, iya.” Andrew menatapku dengan tatapan meledek.

“Apaan sih, Ndrew? Seriusan ini. HP aku mana? Bisa dicincang sama mama kalo sampe hilang," seruku mulai tambah panik.

“Seriusan hilang?” tanya Andrew memicingkan mata.

“Iya, di tas nggak ada," keluhku kembali membuka tasku dan mencoba mencarinya lagi. Dan, tetap tidak ada.

Andrew menghela napasnya pelan. “Itu di tangan kiri kamu apa?” tanyanya. Mataku beralih menatap tangan kiriku.

“HP," jawabku.

“HP siapa?”

“Aku.” Tunjukku pada diriku sendiri, kemudian aku tersenyum lebar dan memperlihatkan gigiku yang rata ke arah Andrew.

“Kamu itu pelupa banget sih, Na. Untung nggak lupa kalo aku pacar kamu," ujarnya yang membuatku terkekeh seketika. Namanya juga lupa, pasti tidak ingat, ya kan?

“Kami akhirnya menikmati waktu makan malam kami dalam canda dan tawa yang menghangatkan. Selalu. Setiap Andrew berada di dekatku, semuanya terasa hangat.

Lihat selengkapnya