- Marina POV -
Aku menengok ke samping, memperhatikan Andrew lamat-lamat. "Minggu ini belum cukuran?" tanyaku pada Andrew. Janggut Andrew itu cepat sekali tumbuhnya, makanya aku selalu mengingatkan dia untuk cukuran seminggu sekali.
Andrew mengusap janggutnya pelan. "Hehe. Iya, Yang, belum sempet. Ntar cukurin, ya," ujarnya sembari memakan ramen miliknya.
Aku menemani Andrew yang ingin buka puasa dengan ramen. Kami memilih sebuah restoran Jepang bernama Marutama. Menurutku, di sini makanannya mewah dengan harga yang affordable. Satu porsi sudah cukup mengenyangkan, sehingga tidak perlu side dish atau lauk tambahan lagi. Lah, kenapa aku jadi promosi sih?
"Yuta itu umur berapa sih, Ndrew?" tanyaku random.
"Dua empat."
"Oh. Dia nggak pure Indo kan, ya?"
Andrew menghentikan aktifitas makannya dan memandangku lekat-lekat. "Kamu nggak lagi naksir dia, kan?"
Aku balas memandangnya, kemudian terkekeh geli. "Nggaklah. Yah, nggak ada salahnya kan aku tanya-tanya tentang keluarga kamu?" Senyum kembali merekah di bibir Andrew. "Aku yakin kalo Yuta itu nggak single, right?"
Andrew tertawa kecil. "He's the king of bad boy between us, me, Kak Andreas, and him."
Aku menatapnya intens. "Masa sih? Aku kira selama di Singapura kamu jadi bad boy loh, Ndrew."
"Hey, I'm not a bad boy. Kamu pasti sadar kalo aku malah tipe good boy, right? Meskipun sebenarnya di sana banyak yang ngejar-ngejar aku," ujarnya jumawa, dan aku kembali mengalihkan pandangan pada ramen di hadapanku.
"Don't you want to spending more time with me?" tanya Andrew.
"Kenapa tiba-tiba tanya gitu?" tanyaku sembari menaikkan satu alisku.
"Nggak apa-apa. Emang kamu nggak kangen, nggak ada yang meluk kamu setelah kamu pulang dari Rumah Sakit?" Andrew mengusap ujung bibirku.
"Are you talking about yourself?"
"I'm very sure, I'm talking about both of us. Jangan bohong, kamu pasti kangen aku, karena aku juga merasakan hal yang sama. Jadi, nggak usah jaim-jaim sama aku."
"Aku nggak jaim, Ndrew."
Andrew meletakkan sumpit dan sendoknya di atas mangkuk dengan rapi, kemudian dia merogoh sesuatu di dalam tasnya dan memakannya dalam diam. Itu permen mint.