Bab 14
Bad Mood
“Bapak pernah cerita tentang moody kan?” tanya Pa Cipto
“Ya, Pak, perasaan yang gampang berubah-rubah. Kadang seneng, kadang sedih, kadang menyebalkan hehe.” jawab Taufan.
“Betul, satu hal yang perlu diingat, munculnya perasaan moody ini seringkali disebabkan oleh faktor-faktor di luar kendali kita. Oleh karenanya, kita ngga bisa berbuat apa-apa, lantas kenapa kita harus ngamukan oleh hal-hal di luar kendali?“ jelas Pak Cipto
“Satu contoh. Soal cuaca saja gampang membuat suasana hati kita menjadi buruk,” ujar Pak Cipto
“Ini pengalaman pribadiku. Ada suatu masa ketika aku merasa sebal ketika hujan turun. Menyalahkan Tuhan karena sekadar hujan atau sebaliknya, karena cuaca panas. Mengeluh, mengapa tidak seperti orang lain, punya mobil? Tidak perlu meminggirkan sepeda motor untuk mencari tempat berteduh, tidak kebagian cipratan air dari pengendara yang kurang ajar, atau memakai jas hujan yang serba ribet dan tidak praktis. Cukup duduk manis, terlindungi dari hujan.”
“Masalahnya, cuaca, di luar kendali kita. Betapapun, kita hidup di zaman yang katanya modern dengan segala kehebatannya bisa meramalkan atau memprediksi cuaca, namun, cuaca, hingga saat ini adalah faktor di luar kendali manusia. Dan mengeluh untuk sesuatu di luar kendali kita, adalah perbuatan sia-sia yang menguras energi.”
“Sejujurnya, tidak hanya cuaca, semua faktor alam lainnya tidak berada di bawah kendali kita. Bencana alam, seperti gempa bumi, gunung meletus berada di luar kendali kita. Dengan kenyataan mengerikan seperti itu, apa yang bisa kita perbuat? Paling-paling yang bisa kita kendalikan adalah efeknya. Misal untuk gempa bumi, kita bisa membuat bangunan tahan gempa. Untuk gunung meletus, kita harus menyadari bahwa negara kita adalah negara yang paling banyak memiliki gunung berapi aktif, sebanyak 58 buah! Siap atau tidak siap, risiko dari 58 gunung berapi tersebut meletus tidak bisa dihindari. [1]