KAU, AKU DAN GELORA REVOLUSI

Akhmad Faizal Reza
Chapter #17

Bab 15 Memento Mori

Bab 15

Memento Mori

“Hidupmu sesungguhnya mengajarkan banyak hal Fan !” ujar Pa Cipto sambil menyeruput kopinya.

“Terkhusus soal kehilangan.”

“Ya, Pak, datang dan pergi. Orang silih berganti, ada yang datang, dan banyak pula yang pergi” jawab Taufan.

“Jadi, kematian tentu bukan sesuatu yang menakutkan lagi. Pada saatnya nanti, aku dan kamu Fan, akan dapat gilirannya.”

“Ngomong-ngomong soal kematian, Pak, tapi mengapa banyak orang yang takut dengan mati ? Mengapa juga orang tidak pernah sadar bahwa seperti juga orang lain, dia sendiripun akan mendapatkan tiket yang sama, yakni tiket kematian ?”

Pa Cipto diam sejenak. “Betul, Fan. Tidak ada seorang pun yang berhasil keluar dari permainan ini hidup-hidup. Bicara soal kematian, mungkin Taufan pernah berziarah ke pemakaman umum bukan ? Kalau bukan karena terpaksa, paling tidak ada handai taulan Taufan yang meninggal, sehingga mau-tidak mau, Taufan ikut mengantarkan sang jenazah ke tempat peristirahatannya.”

“Kalau boleh tau, biasanya Taufan ngapain kalau berada di makam ?

“Kalau aku Pak, ketika di makam atau pekuburan, aku sering merenung –dan itu yang aku lakukan- betapa banyak manusia yang telah dikuburkan di sana, mulai dari yang gundukan tanahnya masih merah hingga yang nisannya rusak dan nyaris tak jelas lagi namanya ?”

“Aku juga sering iseng, mencari-cari nisan yang kebetulan punya nama yang sama, atau karena aku penikmat sejarah, aku suka memperhatikan tahun kelahiran dan kematiannya, lalu mengaitkannya dengan lintasan peristiwa ketika orang tersebut masih bernafas. Aku selalu teringat kata-kata bahwa “setiap masa ada orangnya, dan setiap orang ada masanya.” Dus, kematian akan menghampiri kita, siapapun itu, baik dia tua, muda, anak kecil, dewasa, tanpa kecuali.”

“Ya, perlu diketahui Taufan, sejarah umat manusia penuh dengan cerita dan kisah orang-orang yang tidak menginginkan kematian. Dari zaman bihari sampai zaman kiwari. Jadi, orang takut mati, mungkin memang bukan fenomena baru, tapi setua umur manusia juga !”

Lihat selengkapnya