KAU, AKU DAN GELORA REVOLUSI

Akhmad Faizal Reza
Chapter #19

Bab 17 Hidup di Hari Ini

Bab 17

Hidup di Hari Ini

 

Siang besoknya, Taufan tampak tergopoh-gopoh ke perpustakaan. Seperti biasa, di sana sudah ada Pak Cipto menunggu.

“Ada apa Fan, seperti dikejar setan saja kamu ?”

“Itu Pak, kawanku, Goenawan. Ia habis bertengkar dengan seorang peramal di pasar. Goen seminggu yang lalu menyerahkan sejumlah uang kepada peramal tersebut. Goen merasa tertipu, karena seminggu yang lalu si peramal meramalkan Goen akan mendapatkan kemenangan dari pertaruhan judi sabung ayam. Goen rugi dua kali. Pertama, ia menyerahkan sejumlah uang ke peramal tersebut. Kedua, ia kalah dalam taruhan itu. Intinya, ramal meramal masa depan seringkali meleset Pak”

“Jadi, aku meleraikan mereka. Aku pikir aku terlambat ke sini, takutnya Pak Cipto keburu pergi.”

“Aku lihat jam, kamu hanya terlambat sepuluh menit. Tapi mungkin 5 menit lagi jika kamu masih engga ada, aku sudah pergi Fan.”

“Nah, tapi ini bisa jadi topik menarik Fan !” ujar Pa Cipto

“Yang bagian mana Pak ? tanya Taufan

“Soal masa depan. Sekalian juga soal masa lalu.

“Orang banyak yang mengkhawatirkan tentang masa depan, sesuatu yang belum terjadi, dan masa lalu, sesuatu yang sudah terjadi. Kamu ngerti arahnya ke mana kan Fan ?”

“Nggih, pa. Dua-duanya apabila memakai pisau bedah Epictetus berada di ranah sesuatu yang di luar kendali kita kan Pak ?” jawab Taufan tegas.

Lihat selengkapnya