Blurb
"Berbahagialah kamu, Isarat, kamu terlepas dari keharusan mendengar mulut-mulut mereka yang tak peduli akan orang lain, baik perasaan maupun pikiran. Terlepas pula dari keharusan untuk menyampaikan kebencian dari mulutmu, yang kadang terasa perlu hanya untuk melindungi diri dari kebencian mereka."
Mereka mendengar, tapi tak mau mendengar. Mereka berbicara, tapi tak mau menyampaikan yang benar.
Isarat, bisu dan tuli, terlepas kewajibannya dari mendengar, terlepas kewajibannya dari berbicara. Dengan matanya, ia melihat dunia apa adanya. Tanpa disertai prasangka dari mulut-mulut yang tak bertanggung jawab, tanpa keharusan untuk mengada-ada sesuatu dari mulutnya.
Lantas, di tengah sampah-sampah buangan manusia, ia menemukan kata-kata. Dengan kata-kata itu, ia mulai menguasai dunia, tanpa prasangka.