Kaulah Separuh Ragaku

Warsiki Nuryani
Chapter #4

Part 4

Tanpa sepengetahuan mas Prapto aku mengirim surat ke mbak Ari,aku bilang aku mau pengen kembali lagi ke Cengkareng.Akhirnya mbak Ari meminta bapaknya untuk menjemput aku di Bekasi.Waktu itu bapaknya juga kerja di Jakarta.Sebenarnya beliau sudah berusaha menjemputku,tapi tak menemukan rumah mas Prapto.

3hari aku nggak ada yang menjemput,akhirnya aku menelphone saudaraku yang berada di Bandengan.Akhirnya aku dijemput,aku seneng banget,seneng bisa kembali ke Cengkareng.Paling tidak aku bisa pisah dengan keluargaku yang berada di Bekasi.Meskipun aku harus mencari pekerjaan yang baru,mulai dari nol lagi.

Alhamdulillah aku nyampe di kontrakkanku yang dulu.Aku diterima baik oleh ibu kos,mbak Ari,dan teman-temanku.Mereka seneng banget aku balik ke kontrakan.

Sehari setelah aku istirahat,aku mencoba berkomunikasi dengan tetangga sebelah.Namanya Tri,orangnya baik ,aku dicarikan pekerjaan di tempat ia bekerja,yang kebetulan pas ada lowongan kerja .

Malam harinya aku rebahan,capek,belum pengen berangkat ngaji,padahal ngajinya Cuma di kamar sebelah.Pas jam ngaji (habis isya’)aku diajak temenku mbak Atun namanya,aku diajak mbak Atun turun cari makan.

Ada cowok baru yang siap mengajar ngaji.Setahuku dia namanya Muhammad Zaenuri.Saat aku lewat dari kejauhan dia menatapku seolah-olah mau menyapaku,tapi dia belum tahu namaku.Sembari lewat,sejenak aku melempar senyum dan menundukkan kepala,pertanda aku ngucapin permisi numpang lewat.Tatapannya tajam banget aku agak takut.Aku nanya ke mbak Atun.

Aku:”Mba,itu siapa?orang baru ya mbak?”tanyaku pada mbak Atun.

Mbak Atun:”iya mbak Nur,itu orang baru.kalau namanya Nuri.Nama panjangnya aku nggak tahu.Dia diminta tolong oleh bapak ta’mir masjid untuk mengisi pengajian di tempat kita mbak.”Jawab mba Atun dengan jelas.

Aku:”oooh,tadi menatap aku aku mbak,tatapannya serem.Aku agak takut.”

Mbak Atun:”Iya mbak Nur,tadi aku juga melihat mas Nuri dari kejauhan menatap kamu lama banget.Sepertinya ada sesuatu sama kamu.Mungkin mas Nuri ada rasa sama mbak Nur.”Jelas mbak Nur sambil becanda.

Aku:”auah mbak.”

Lihat selengkapnya