Kaulah Separuh Ragaku

Warsiki Nuryani
Chapter #8

Part 8

Menurut teman-teman memang antara aku dan mas Nuri memiliki chemistry yang sangat kuat.Mungkin itu yang membuat kami saling merasakan,meskipun separuh raga kami terpisah.Tiba-tiba mas Nuri mendekat ke meja tempat aku tertidur menyenderkan kepalaku.Telapak tanganku terasa hangat,karena air mata mas Nuri jatuh ke telapak tanganku.Tiba-tiba aku terbangun.Ku lihat mata mas Nuri basah dan merah seperti habis menangis.

Mas Nuri:”dek,udah minum obat belum?”sambil meneteskan air mata

Aku:”udah mas.kapan mas Nuri sampai sini?kok udah balik?”

Mas Nurry:”baru aja dek,ragaku memang di kampung tapi pikiranku disini tertuju padamu dek.Hatiku mengatakan aku harus segera kembali kesini dek.ternyata kamu sakit.”

Melihat air mata mas Nuri kembali menetes,aku jadi ikutan nangis.Sapu tangan mas Nuri disodorkan ke aku.Setelah berbincang aku meraasa terhibur,mas Nuri mengajakku sholat.Dalam hati aku berkata apakah antaraku dan mas Nuri benar-benar diciptakan untuk menjadi sepasang kekasih ya Allah?,karena banyak teman yang mengatakan bahwa kami mempunyai chemistry yang sama,batin kami selalu nyambung,meski separuh raga kami sempat terpisah.

Orang yang diberi kepercayaan oleh orangtuaku malah merasa cuek,nggak aada tanggungjawabnya sama sekali disaat aku sakit.Justru orang lain(teman-teman)yang lainlah yang merawatku.Begitu ibu kosku sakit,beliau langsung bergegas ke atas menemui aku,mengajakku tidur dibawah sekamar dengannya.Begitu juga bang Sono tak henti-hentinya membujukku ahgar aku mau pindah sekamar dengan ibunya,tetapi aku menolak.

Hari ini badanku sudah tampak lebih segar.Aku berangkat kerja,mas Nuri juga berusaha mencari kerja.Alhamdulillah mas Nuri dapat pekerjaan.Setelah sebulan bekerja mas Nuri mendapatkan gaji.Seusai sholat isya’ mas Nuri menyodorkan sebuah amplop warna coklat.

Mas Nuri:”dek,ini amplop gajiku yang pertama.Coba kamu buka dek isinya berapa?”

Aku:”hlo mas,inikan gajimu seharusnya kamu yang membukanya.kenapa dikasih aku?”tanya ku sambil kebingungan.

Mas Nuri:”dek,ini pertama kalinya dalam hidupku menerima gaji.Kamu yang orang pertama yang pantas menerimanya dek.”tutur mas Nuri padaku.

Sebenarnya aku menolak menerima dan membukanya,tetapi hatiku nggak tega mengatakannya,akhirnya aku terima dan aku buka.

Aku:”mas,alhamdulillah ini isinya Rp250.000.”

Lihat selengkapnya