Jujur aku jadi pusing dengan posisi yang harus aku hadapi.Silih berganti orangtuaku menerima tamu yang bermaksud menjodohkan anaknya dengan aku.Maklum saja aku ini menjadi kembang desa.Akhirnya aku putuskan mengirim sepucuk surat ke mas Ambari,tetangganya mas Nuri.Aku ceritakan semua kejadian yang terjadi akhir-akhir ini.Aku minta saran mas Ambari.Alhamdulillah,mas Ambari memberiku saran dan aku melaksanakannya.
Ku tinggalkan mas Nuri,dan aku menikah dengan mas Agus.Aku bahagia dengan pernikahanku,sampai akhirnya aku dikaruniai dua orang anak,cowok dan cewek.
Tapi,kadang bayangan sosok mas Nuri sering muncul dibenakku berulangkali.Bahkan sering banget aku memohon pada yang kuasa.”Ya Allah jika mas Nuri masih menyimpan perasaan ke aku,tolong pertemukan aku denga mas Nuri Ya Allah,walaupun hanya sekali dalam hidupku.
18 tahun berlalu.Aku ada acara kondangan ke Jawa Timur.Aku mencoba mencari nomor telphon sebuah pondok pesantren yang dulu pernah ditawarkan mas Nuri agar aku mondok di dekat rumahnya itu.Alhamdulillah,akubisa nyambung dengan salah satu tetangganya mas Nuri.Aku dikasih nomor hpnya mas Ambari dan menghubungi masAmbari agar aku dicarikan nomor hpnya mas Nuri.
Jam 21.00 wib,mas Ambari mengirim nomor yang aku minta.Setelah ngobrol kesana-sini ternyata yang punya hajatan besok pagi rumahnya depan rumahnya mas Ambari yang ia tempati sekarang.
Pagi-pagi sekitar jam 06.30 wib aku mencoba menghubungi mas Nuri.
Aku:”assalamualaikum..”
Mas Nuri:”waalaikumsalam..ini siapa?”
Aku:”maaf apa benar ini nomornya mas Nuri?”
Mas Nuri:”iya benar,sebentar ini siapa ya?kok aku nggak asing dengan suara ini ya?”
Aku:”hmm..lupa apa lupa dengan suara ku mas?”