Sambil menunggu kepulanganku dari pasar,anakku sudah membuatkannya segelas teh manis dan sepiring camilan.Setelah ku lepas maskerku dan aku letakkan kunci motorku di meja sebelah mas Nuri duduk,aku pun segera menggeser kursi untuk tempat dudukku.Begitu juga dengan mas Nuri,yang semula berdiri disaat aku mengucapkan salam,kini ia juga ikut duduk.
Aku:”silahkan diminum mas,tehnya.Silahkan dicicipi camilannya.”
Mas Nuri tidak menghiraukan ucapanku,ia malah fokus memandangku.Seketika mas Nuri kaget dan menyapaku balik.
Mas Nuri:”sebentar-sebentar,ini benar nggak ya dengan Nurri,ini benar nggak ya rumahnya Nuri?jangan-jangan aku salah masuk rumah orang lagi?”
Aku:”ya..salah,mas Nuri salah masuk.”candaku pada mas Nuri
Akhirnya kami asyik ngobrol,sampai lupa hidangannya belum dimakan.Disela-sela obrolan sesekali mas Nuri bilang:”camilanna diplastik aja dek,tak bawa pulang.Aku kangen masakanmu:”Aku hanya cengar-cengir tak ku hiraukan ucapannya.