KEAPARAT

Ibal Pradana
Chapter #7

Lari

Urat di leher itu menampakan wujudnya. Naomi mencari-cari jasad Pria itu. Bram yang masih sulit berdiri memaksakan untuk berjalan. Hilangnya orang itu tanda bahaya telah dibunyikan.

"Naomi, cepat. Kita pergi. Bahaya, bahaya, bahaya!"

"Ayok cepet, berdiri Mas. Mas Bram pasti bisa," merangkul Bram untuk diangkat.

Bram meringih kesakitan. Kepalanya sungguh goyang. Pukulan itu membuatnya pusing dan sulit menyimbangkan badan.

"Naomi, mana yang lain? Mana?"

"Mereka kayanya udah berhasil keluar. Ayo kita keluar."

Tangannya meraba-raba area badan. Dan melupakan salinan itu. Bram mulai melangkah. Naomi tak mendengar tanda-tanda apapun. Mereka kini berperang dengan situasi sulit.

"Di mana jalannya?" Bram tidak bisa melihat apapun karna gelap.

"Bersandar ditembok ini dulu. Aku mau ngambil kacamata infra-merah milik orang tadi supaya Mas Bram bisa pake." Naomi menyandarkan Bram agar tidak jatuh.

Naomi mencari-cari disetiap lantai. Dia tidak menemukannya. Lain itu penuh darah Bram. Naomi kembali lagi dan mengandalkan punyanya saja untuk keluar dari gedung ini.

"Mas, ngga ada. Maaf, maaf. Aku tuntun," Naomi menyesal.

"Mungkin sudah dipakai orang itu untuk keluar. Kita harus keluar juga."

Mereka berjalan menyusuri lorong demi lorong. Melewati setiap ruangan. Melewati setiap pintu. Apapun yang paling berisik sekarang, itu hanya suara nafas mereka.

Tidak ada yang mereka jumpai selain kegelapan. Naomi dan Bram berhati-hati menuruni tangga. Mereka yakin Pria itu tak akan lewat sini. Karna hanya ada satu jalan masuk, yakni jalan yang mereka telusuri tadi.

Teriak Bram kesakitan, "Aarghh!"

"Ke—napa, Mas? Ayo, Mas sedikit lagi."

"Naomi. Naomi. Tenang. Pusing—Gue pusing banget," lanjutnya.

Bram merebahkan dirinya. Dia tak sanggup jalan. "Naomi, kalo kamu berhasil keluar dari sini. Tolong jaga rahasia ini baik-baik."

Naomi mendengarkan. Dia hanya mengharapkan Bram tidak mengeluarkan kata-kata terakhirnya. "Apa itu, Mas?"

"Jangan percaya siapapun. Yang ada di salinan itu adalah fakta lapangan. Pemerintah daerah telah dikuasi koruptor. Mereka sebenarnya adalah suruhan dari Feteron. Yang pasti, dibalik tembok itu ada sebuah rahasia."

"Majordomo itu?"

Lihat selengkapnya