Keadilan untuk Asri

Husni Magz
Chapter #1

Asri Selalu Datang Terlambat


Asri selalu datang terlambat. Sesekali dia bahkan tidak masuk kelas tanpa alasan. Tidak ada keterangan sakit atau surat izin. Hal ini tentu membuat teman-teman dan gurunya bertanya-tanya. Ada apa dengan Asri? Pertanyaan yang sama selalu muncul di benak Tika, teman sebangkunya.


Seperti hari-hari kemarin, hari ini Asri kembali datang terlambat. Seperti biasa, dia muncul di ambang pintu sembari mengucap salam. Kemunculannya membuat kegiatan belajar berhenti. Pak Denis menjawab salam, menghentikan gerak tangannya di papan tulis yang sedang menulis rumus. Dia menghampiri Arsi. "Terlambat lagi, Asri?"


Asri mengangguk dengan malu-malu. Wajahnya tertunduk lesu.


"Apakah alasannya sama seperti kemarin?" Tanya Pak Denis lagi.


Lagi-lagi Asri mengangguk. Kami yang menyimak pertanyaan Pak Denis yang dijawab dengan anggukan Asri bertanya-tanya. Alasan apakah gerangan? Tika sudah beberapa kali bertanya kepada Asri, tapi Asri selalu bungkam. Tidak mau menjelaskan alasan keterlambatannya. Jika Pak Denis sudah tahu alasan dibalik keterlambatan Asri, Tika harus bertanya kepada beliau.


Seperti biasa, Asri berjalan dengan perlahan ke arah bangkunya, di samping Tika.


"Pagi Asri," sapa Tika dengan senyum yang mengembang.


"Pagi juga Tika," lirih Asri. Gadis mungil dan kurus itu menghempaskan tubuhnya di kursi. Dia meletakan bukunya yang dia bawa di goodybag di bawah meja. Tika memperhatikan Asri dengan seksama. Dia melihat ada lingkaran hitam di bawah kedua mata teman sebangkunya itu. Asri seperti kurang tidur. Dia sepertinya begadang semalam.


Pak Denis kembali melanjutkan materi pembelajaran yang tertunda karena kedatangan Asri. "Baik anak-anak, kita lanjutkan pembahasan Verb Ing yang sudah Bapak jelaskan!"


"Kamu semalam bedagang ya?" selidik Tika. Lupa bahwa Pak Denis sudah kembali menjelaskan pelajaran di depan kelas.


Asri menggeleng. Mencoba tidak mempedulikan pertanyaan Tika. Dia mengeluarkan bukunya dalam diam. Jika sudah begitu, Tika tidak ingin membahas masalah Asri. Dia berusaha mengikuti pembelajaran dengan baik.


***


Bel istirahat berbunyi, anak-anak kelas 4 berhamburan ke luar kelas. Sebagian besar dari mereka menyerbu kantin sekolah yang menyediakan berbagai variasi jajanan. Sebagian lainnya lebih memilih jajan di luar halaman sekolah. Di sana ada banyak pedagang keliling dan pedagang mainan yang menunggu jam istirahat tiba. Sebagian kecil dari mereka ada yang tetap bertahan di dalam kelas karena membawa bekal.


Seperti biasa, Asri hanya berdiam diri di dalam kelas. Gadis kecil itu seakan tidak terganggu oleh keriuhan di sekitarnya. Dia memang pendiam. Dan dia hanya asyik dengan dunianya sendiri. Jika kamu ingin tahu apa yang dilakukan Asri, maka kamu akan melihat apa yang dilakukannya sekarang. Dia mengeluarkan buku ensiklopedia yang cukup tebal dari tasnya. Buku itu dia pinjam hari kemarin dari perpustakaan sekolah. Dan dia meminjam buku itu untuk dibaca di waktu senggang dan waktu istirahat seperti sekarang ini. Jadi, jika kamu ingin mencari Asri, cobalah cari dia di dalam kelas atau di dalam ruang perpustakaan sekolah.


Asri seakan tidak mengenal kantin. Selama sekolah, Tika jarang sekali melihat Asri jajan di kantin atau di lapak pedagang depan sekolah. Tika menduga Asri berasal dari keluarga yang tidak mampu. Untuk alasan itulah Asri tidak memiliki uang jajan.


Mama Tika selalu mewanti-wanti Tika untuk tidak pelit dan gemar berbagi. 'Dalam hal apa pun kita harus banyak berbagi dengan sesama.' Begitulah pepatah Mama yang selalu diingat oleh Tika. Jadi, karena alasan itu Tika selalu mengajak Asri jajan di kantin. Dia sering mentraktir Asri. Hanya saja, sesekali Asri menolak. Gadis kecil itu mungkin malu jika harus ditraktir oleh teman sebangkunya itu.


Hari ini agak berbeda. Tika tidak keluar dari ruang kelas untuk jajan di kantin. Tika membawa bekalnya sendiri dan membukanya dengan mimik tak sabar.


"Asri! Kamu mau cobain sosis goreng dan kue brownies bikinan Mamaku nggak?" Tika menawarkan bekalnya kepada Tika.


Lihat selengkapnya