Keadilan untuk Asri

Husni Magz
Chapter #4

Asri Kembali ke Sekolah

Ini benar-benar mengejutkan sekaligus membuatku merasa senang. Setelah lima hari menghilang, Asri kembali ke sekolah. Teman-teman sekelasnya tentu saja merasa sangat senang dengan kehadiran Asri di kelas. Akan tetapi rasa penasaran mereka tentu semakin menjadi.


Mereka bertanya kepada Asri kenapa selama lima hari itu Asri tidak bersekolah. Asri hanya diam. Dia kemudian beralasan sakit sehingga tidak bisa sekolah.


"Aku tidak bisa memberitahu Pak Denis karena aku tidak punya hape untuk mengabari beliau." Begitulah dalih Asri.


Teman-temannya tentu berusaha untuk percaya. Alasan yang sama juga disampaikan Asri kepada Pak Denis ketika guru kelasnya itu bertanya hal yang sama.


"Kan kamu bisa meminta tolong Tantemu untuk mengirim surat sakit ke sekolah," ujar Pak Denis.


Asri hanya diam terpaku.


"Nanti, kalau sakit lagi harus mengabari Bapak ya. Bisa minta tolong Tantemu."


Asri mengangguk. Baik Asri maupun Pak Denis sama-sama tahu bahwa Tante Asri kecil kemungkinan melakukan hal itu. Jangankan untuk mengirim surat sakit, mengambil rapor pun tidak pernah.


***


Keesokan harinya, Tika menyadari ada sesuatu yang tidak beres.Tika melihat ada lebam di mata sebelah kiri Asri.


"Kenapa dengan matamu?" tanya Tika dengan perasaan heran sekaligus penasaran.


Asri tampak kikuk. "Ah, ini nggak apa-apa kok. Cuma terpeleset di kamar mandi. Lantainya licin, aku lupa menyikatnya."


"Lebam dan bengkak begitu kok dibilang nggak apa-apa. Apa sudah diobati?" tanya Tika lagi.


"Sudah, pakai obat merah. Besok juga kempis lagi, kok," jawab Asri. Dia mulai membuka bukunya dan mengalihkan perhatian Tika pada lebam di matanya. "Eh, kemarin ada PR matematika ya. Aku hampir lupa nggak mengerjakan PR-nya."


Asri membuka buku tulisnya dan mulai mengerjakan PR Matematikanya. Tika kembali berkerut kening ketika dia melihat di lengan atas Asri ada bilur biru. Itu seperti bekas dipukul atau dicubit.


Lihat selengkapnya