Keanggunan Dipeluk Takdir

Temu Sunyi
Chapter #3

Cinta yang Tak Perlu Dipetik


Lonceng sekolah berdentang—nyaring, tajam, seperti gong penanda bahwa segalanya harus selesai.

Bukan hanya jam pelajaran, tapi mungkin juga perasaan-perasaan kecil yang diam-diam tumbuh,

lalu gugur sebelum sempat mekar.

Aku bangkit dari bangku yang dinginnya seperti kenangan—tak pernah betul-betul hilang,

hanya menempel diam di punggung hari. Tas usang kupanggul di bahu,

isinya bukan sekadar buku, tapi serpihan harapan yang terus kugendong pulang.

Langkahku menyusuri jalan tanah yang mulai retak.

Tak ada ojek, tak ada sepeda, apalagi mobil mewah.

Hanya kakiku, yang setia menjemput pelukan dua orang tua renta yang selalu berdiri di ujung doa,

meski tubuh mereka perlahan-lahan diremukkan waktu.

Rumah kami jauh. Tapi cinta mereka dekat. Dekat sekali.

Lihat selengkapnya