"Assalamu'alaikum, Pak... Bukā¦"
Suaraku mengambang di udara, lirih seperti angin senja yang malu-malu menyentuh dinding rumah itu.
Rumah yang dulu jadi tempatku pulang dengan air mata tersembunyi, kini membuka pintunya dengan pelan, seolah mengerti bahwa luka-luka masa lalu ingin kembali berteduh.
Ibuk Sumi duduk di meja makan, tangan tuanya sibuk menyusun piring,
meski jemarinya mulai bergetar seolah kenangan masa lalu juga ingin ikut bicara.