Kebahagiaan yang tak Berujung

heikal irsyad
Chapter #4

D. INIKAH MIMPI BURUK?

Dalam tidurku yang kurang pulas, aku melihat sesosok wanita yang membelakangiku dari kejauhan, terlihat seperti kekasihku Rhisma namun ketika aku mencoba untuk mendekatinya secara perlahan dan sebelum aku benar-benar mendekatinya wanita itu berkata.

“Kenapa..? kau bahkan tidak mencoba menegurku, disaat aku sedang merasa sangat terpuruk seperti pada saat itu. Meskipun memang kita berdua adalah benar-benar orang asing yang tidak saling mengenal, tetapi justru saat itu aku sangat mengharapkan hanya sekedar tegur sapa.”

Aku terbangun dari tidurku dan merasakan sedikit kesakitan pada bagian kepalaku, mungkin karena pada malam hari tadi aku tidak mendapatkan istirahat yang cukup dan terlalu memikirkan rencanaku buat hari ini. Tetapi.. kenapa ada seorang wanita yang mengatakan sesuatu pada tidurku..? memang aku masih belum sempat memastikannya siapa wanita tersebut. Suara dari perkataan wanita tersebut sangat asing dan baru kali itu saja aku mendengarnya, jika aku mengingat kembali kejadian yang terjadi padaku dalam waktu dekat ini aku hanya bisa menarik kesimpulan jika wanita itu adalah wanita korban kecelakaan pada malam hari kemarin, aku yakin itu. Meskipun aku tidak sempat untuk melihat wajahnya pada mimpiku barusan, tetapi aku meyakinkan bahwa itu adalah orang yang sama karena aku dapat menarik kesimpulan dari kejadian yang sudah aku lalui dan perkataannya pada saat itu (didalam mimpi). Sebenarnya aku tidak ingin menyimpulkan secara sepihak sebelum aku mendapatkan kepastian bahwa wanita itu lagi yang muncul, dan aku pun sedikit menyesal karena pada saat aku mencoba memastikannya aku langsung terbangun dari tidurku.

Menurutku mimpi itu merupakan mimpi buruk, bagiku mimpi bertemu hantu yang sangat meneyeramkan bukanlah suatu mimpi buruk melainkan mimpiku barusan yang aku alami adalah mimpi buruk, karena melalui mimpi tersebut akan mempengaruhi kehidupan nyataku dan membuatku ikut semakin memikirkan mengenai sosok wanita tersebut. Tidak ada satu orang pun yang dapat mengatur mengenai mimpi yang akan terjadi disaat kita tertidur, aku pun pernah membaca suatu artikel penelitian bahwa mimpi adalah cara Tuhan untuk menunjukan atau berkomunikasi dengan kita secara tidak langsung sebagai makhluk fana. Setelah aku berhasil untuk berusaha mengumpulkan kembali semua kesadaran akibat tidurku dan mencoba membuat kepalaku sedikit terasa nyaman dari sakit kepala, aku tidak sengaja melihat kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 09.10 dimana aku tidak begitu kaget karena aku kesiangan. Aku sudah menduga kalau hari ini akan terbangun sedikit kesiangan karena kejadian pada malam itu, aku langsung bergegas untuk mandi sehingga aku dapat melancarkan segala rencanaku terhadap surat lamaran pekerjaan yang sudah aku persiapkan.

Sedikit sarapan yang tersedia dimeja makan dan sedikit teh hangat membantuku untuk meringankan beban di perutku ini, aku tidak ingin terlena dengan kondisi nyaman ini dimana semua kebutuhan pokok aku sebenarnya sudah terpenuhi pada pagi ini. Rasa malas mulai mendatangiku ketika aku bersiap-siap untuk berangkat, beberapa kali aku mulai menguap akibat kurangnya tidur dan akibat perut yang mulai terisi dan aku tau ini adalah penyakit orang malas. Zona nyaman ini harus aku tinggalkan jika aku ingin segala rencanaku berjalan sesuai dengan keinginanku, aku berangkat sebelum semuanya terlambat dan menjadikanku lebih malas lagi. Setidaknya jika aku meninggalkan zona nyaman ini, nanti pun aku bisa berada pada posisi ini kembali.

Jam meninjukan pukul 10.00 ketika aku mulai berangkat meninggalkan rumah, kembali aku mengingat-ingat semua alamat yang tertera pada surat lamaran kerjaku total ada lima lokasi pabrik dan perkantoran yang harus aku datangi. Jujur saja selama perjalanan aku juga sering membayangkan bagaimana pekerjaanku nantinya dan sampai saat ini justru aku masih tidak mendapatkan bayangan nanti aku bekerja di bagian apa. “Apa bisa aku bekerja..?” pertanyaanku yang selalu datang sesaat dan pergi begitu saja, entah bagaimana nanti pekerjaanku seperti apa yang terpenting aku harus mendapatkan pekerjaan terlebih dahulu toh nanti mungkin juga akan di training oleh perusahaan. Jangan sampai semua pikiran itu malah memberikan beban lain yang tidak seharusnya aku pikirkan dulu.

Dari semua surat lamaran yang aku bawa empat diantaranya aku melamar sebagai staff personalia pada lowongan yang tersedia dan satu lagi sengaja tidak aku tulis melamar pada posisi apa dengan harapan ketika perusahaan melihat surat lamaranku maka perusahaan yang akan menempatkaknu sesuai dengan kemampuan akademik yang aku miliki. Memang pemikiranku itu terdengar bodoh, mana mungkin suatu perusahaan mau bersusah payah untuk mencarikanku posisi yang pas dengan melihat surat lamaranku yang minim dengan pengalaman kerja. Semua ini kurasa tidak masuk akal ketika aku melihat beberapa lowongan pekerjaan yang tersedia, salah satunya ialah suatu perusahaan mencari kadidat dengan pengalaman kerja yang relevan minimal dua tahun dan batas usia minimal 24 tahun, aku mulai membayangkan bagaimana cara untuk mendapatkan pengalaman bekerja selama dua tahun jika selama dua tahun belakangan ini aku sendiri sedang sibuk dengan kuliahku dari pagi hingga sore, bahkan jika ada tugas aku mengerjakan bersama teman-temanku dan bisa sampai malam. untuk mendapatkan pengalaman pekerjaan tentunya kita harus bekerja terlebih dahulu, namun untuk mendapatkan pekerjaan dibutuhkan pengalaman kerja. Dua mata rantai ini yang selalu menjadi masalah untuk para pencari kerja sepertiku, minimnya pengalaman kerja dan minimnya relasi ini yang sering kali menjadikan polemik.

Satu-persatu lokasi pabrik, perkantoran dan pegudangan sudah kudatangi sesuai dengan alamat surat lamaran yang aku tulis. Tidak banyak yang bisa aku ceritakan dari beberapa tempat tersebut, karena beberapa diantaranya aku hanya menaruh lamaran melalui satpam yang sebelumnya aku menanyakan terlebih dahulu mengenai apakah lowongan yang tersedia disini sesuai dengan yang terdapat pada webside yang aku baca semalam. Aku sering menemukan tidak sesuainya lowongan yang tertera pada beberapa website dan lokasi, dengan mengetahui ketika aku menaruh lamaran tersebut satpam mengatakan sedang tidak membuka lowongan pekerjaan dengan posisi manapun. Aku tiba pada salah satu lokasi pergudangan dimana aku melamar pada posisi staff personalia di sana, tampak dari luar banyak kendaraan besar bongkar muat dan aku pun sedikit ingin mengatahui perusahaan tersebut bergerak di bidang apa. Setelah aku sedikit mencari tahu dan ternyata perusahaan tersebut bergerak di bidang tekstil dan garmen bahan untuk pembuatan baju.

Lokasi pabrik tekstil tersebut merupakan lokasi terakhir perjuanganku hari ini untuk mengirimkan surat lamaran pekerjaanku dan kulihat jam menunjukkan pukul 14.20, masih terlalu siang untuk aku pulang namun memang sudah tidak ada lagi kepentinganku diluar sini. Selepas aku meninggalkan perkantoran tersebut sebenarnya tempat ini tidak sedang membuka lowongan pekerjaan, namun hatiku saat itu berkata tempat tersebut segera membutuhkan pegawai dalam waktu dekat meskipun pada saat aku menaruh surat lamaranku pada satpam yang bertugas satpam tersebut berkata sedang tidak ada.

“Sore pak, saya mau menaruh lamaran pekerjaan..”

“Surat lamaran pekerjaan?.. sebentar ya..”

           Satpam yang bertugas pada saat itu kemudian mengangkat sebuah telepon, mungkin saat itu langsung menghubungi bagian HRD terdengar dari pembicaraan satpam tersebut yang menanyakan lowongan pada pembicaraanya. Setelah beberapa saat kemudian satpam yang bertugas kemudian melayaniku yang memiliki tujuan sederhana yaitu sekedar menaruh surat lamaran.

Lihat selengkapnya