Teeeet… teeeet…
“Baik, anak-anak, sekarang waktunya istirahat,” bu guru fisika yang bertubuh tinggi membereskan bukunya yang berserakan di meja guru, dan segera keluar kelas.
Nyaris semua murid kelas 3-A keluar kelas, termasuk Don dan Sam yang seneng hang out di tempat favorit mereka, yaitu kantin. Kantin ini memang yang paling dekat dari kelas 3-A, meski cuma berupa sebuah ruangan kecil, sekecil kamar kos 500ribuan sebulan, diisi meja etalase dengan dengan berbagai macam makanan di dalamnya. Puluhan murid berdesakkan masuk ke dalam kantin, udah kayak KRL kelas ekonomi tanpa AC. Don dan Sam ikut berjibaku di dalam kantin memperebutkan jajanan incarannya.
Tak lama sehabis dapat bakwan sama pisang goreng, keduanya langsung keluar kantin dan duduk di tempat duduk panjang yang disediakan di luar kantin.
“Eh, gimana nih komiknya?” tanya Don pada Sam dengan mulut penuh gorengan.
“Lu gimana ceritanya?”
“Ya… gitu deh.”
“Hmm… tapi, kalau bikin komik cuman berdua susah, Don.”
“Ya udah kamu aja sendirian.”
“Itu lebih susah lagi!!”
“Ok, kalo gitu kita cari crew tambahan, kita audisi!”
Berhubung di kelas 3-A murid cowoknya cuman ada 10 orang, sementara murid ceweknya ada 26 orang, ya udah si Don sama si Sam cari tambahan crew dari yang 8 siswa cowok sisanya. Selama waktu istirahat yang hanya 15 menit, kedua siswa aneh itu mencari-cari si 8 murid itu keliling sekolah, untung SMP itu ga sebesar apartemen mewah yang berlokasi di kawasan strategis di jantung kota Jakarta di kawasan kepala naga, jadi gampang ketemunya.
“Oi, mau ikutan ga?” Don ajak seorang teman sekelas.
“Engga,” jawab temannya Don langsung.
“Belum juga tau ikutan apaan!”
“Emang ikutan apaan?”
“Bikin komik.”
“Engga.”
“Seriusan engga?”
“Dibilangin engga!”
“Yakin dengan jawaban Anda? Ayo waktu tinggal 10 detik lagi…”
“Lu pikir ini acara kuis apa!?”
Sam juga ikut ajak teman yang lain…
“Mau ikut bikin komik ga?”
“Boleh juga tuh.”
“Hari Minggu kumpul, ya.”
“Jangan hari Minggu, dong. Itu waktu nyantai.”
“Hari apa dong?”
“Jangan hari Senin dan Rabu, soalnya les. Selasa sama Kamis juga jangan, biasanya ada kumpul ekskul, Jum’at juga jangan pokoknya… eh, Sabtu juga jangan deh…”
“Kalau gitu kapan!?”
Dari 8 orang yang diajak oleh Don dan Sam, 4 di antaranya minat untuk gabung, mereka adalah Paimin, Kusnaedi, Sugeng, dan Suparmin. Don dan Sam segera mengumpulkan keempat orang itu di kursi panjang depan kantin.
“Eh, mau ikutan ga bikin komik?” Don berbicara di depan keempat temannya.
Respon mereka berempat…
“Boleh, boleh…”
“Ayo aja, kayaknya seru…”
“Oke…”
“Komik apaan?”
“Ada deh…” Don membubarkan pasukan seraya balik badan, “kumpul hari Minggu di rumah gua.”
Teeet… teeeet…
Bunyi bel kembali terdengar, waktu istirahat pun telah usai. Semua siswa kembali ke kelasnya masing-masing, kehidupan sekolah kembali berlanjut seperti biasa. Dan hari-hari berikutnya berjalan membosankan, bagai nonton acara lawak yang ga lucu. Kita skip aja, lah, lagipula penulis males nulisnya…
KERIIIING! KERIIIING!!!
“Ah, kampret! Gua lagi ngimpi nge-date bareng Emma Watson!” Don yang matanya masih tertutup rapat, tanganya meraba-raba sekitar kasur mencari jam waker.
KERIIIING! KERIIIING! TUK!
Akhirnya jam waker pun dimatikan, dan Don kembali menutup mata berharap bisa melanjutkan kencannya. Sial bagi Don, dan untung bagi Emma Watson, karena ia tak dapat melanjutkan mimpi indahnya. Mau ga mau, si pemuda aneh ini harus bangkit dari tempat tidurnya yang terletak di lantai atas. Bangun, Si Don langsung aja lari ke ruang keluarga yang berada di lantai bawah dan nyalain TV, “fuuuuh… untung aja Doraemon baru mulai!”
Hari itu hari Minggu, tanggal 23 Januari 2005…
Sesuai janji, Don, Sam, dan 4 temannya yang tak beruntung itu akan mengadakan acara gathering perdana di rumah Don jam 9 pagi, tapi semua baru datang jam 11.45 (biasa lah, orang Indonesia ahlinya ngaret).
“Eh, mau ikutan ga bikin komik?” Don berbicara di depan keempat temannya yang sudah duduk siap.
Respon mereka berempat…
“Boleh, boleh…”
“Ayo aja, kayaknya seru…”
“Oke…”
“Komik apaan?”
“Lah, ini kan dialog di halaman sebelumnya!” Don secara resmi membuka acara gathering perdana yang berlokasi di lantai atas rumah Don, “gua ma si Sam rencananya mau buat komik.”