"Sevin, jaga diri baik-baik ya selama disini."
"Iya, Bun, tenang aja. Aku bakalan baik-baik aja disini. Kan ada nenek dan tante Marwah yang akan menjagaku. Lagipula aku bukan anak kecil lagi, Bun."
"Tenang saja, Mbak. Aku dan Ibu akan menjaga Sevin selama dia disini," ucap tante Marwah meyakinkan bunda.
Aku memang selama ini tidak pernah jauh dari bunda dan ayah. Tapi untuk saat ini keputusanku sudah bulat. Aku ingin tinggal disini sampai pikiranku tenang. Aku tidak ingin mengingat kejadian yang menyayat hatiku itu. Aku juga ingin melupakan semua pengkhianatan yang telah terjadi kepadaku.
"Ayah pamit ya, Vin, jangan lupa tiap hari kasih kabar ke Ayah atau Bunda, oke?" Ucap ayah mengingatkanku.
"Siap, Ayah!" Aku pun bersalaman dengan bunda dan ayah sebelum mereka pergi. Tante Marwah membawakan hasil panennya sebagai oleh-oleh untuk bunda dan ayah, seperti singkong, labu, sayur mayur, dan nenek juga membawakan sekarung beras. Tante Marwah juga membawakan banyak makanan yang telah dimasak. Katanya supaya di jalan tidak kelaparan.
Setelah mobil ayah dan bunda pergi, kami pun mulai dengan kesibukan kami masing-masing. Tante Marwah sibuk menyiapkan makanan untuk para buruh di sawah. Dan aku mulai sibuk mencuci baju karena sudah tiga hari aku tidak mencuci bajuku. Beruntung, meskipun di desa, disini sudah ada mesin cucinya. Jadi aku tidak perlu repot-repot mengucek pakaianku.
"Bu, aku berangkat dulu ya." Tante Marwah sepertinya sedang berpamitan kepada nenek untuk pergi ke sawah. Aku sebenarnya ingin ikut, tapi cucianku masih banyak yang belum dijemur.
"Sevin, tante berangkat dulu ya. Kalau laper ada makanan di meja. Besok kamu mau dimasakin apa? Sekalian nanti tante mampir belanja juga."
"Aku pingin tumis kangkung, Te, pasti enak," ucapku menimpali.
"Oke deh, Tante berangkat ya," pamit tante Marwah.
"Iya, Tante hati-hati di jalan ya."
Setelah aku selesai dengan acara mencuciku, kulihat nenek yang sedang duduk di teras rumah sambil memipil jagung.
"Banyak banget, Nek, jagungnya. Sevin bantuin ya?" Tawarku.
"Emang kamu bisa?"
"Ya nggak bisa dong, Nek, ajarin dulu."