Keesokan harinya setelah selesai ngampus, gretha harus menepati janjinya kepada hakam yaitu untuk memberikan jawaban tentang hal yang hakam tawarkan kemarin lusa. Sejujurnya, dalam hati kecil gretha, ia pun mempunyai rasa ketertarikan kepada hakam. Tapi mana mungkin perasaan nya akan berbalas sedangkan mereka tidak mempunyai iman yang sama. Dan pada saat hakam meminta bantuan kepada dirinya pun, gretha masih tidak percaya namun di sisi lain ia pun sangat senang dan tidak menyangka.
Tepat di perpustakaan di waktu yang sama, hakam tengah menunggu kedatangan gretha. Sudah tidak diragukan lagi, sosok hakam yang dewasa, bijak serta berempati tinggi terhadap orang lain, banyak dikagumi semua orang.
Gretha : “Sudah lama disini kak?” gretha membuka percakapan kepada hakam yang tengah duduk di kursi perpustakaan.
Hakam : “15 menit sebelum kamu datang aku sudah disini, dan aku tahu pasti kamu akan kesini juga. Dan tentu saja, aku akan menagih jawaban kemarin lusa yang kita diskusikan di tempat ini.”
Gretha : “Hehe baiklah, sepertinya ada yang sudah tidak sabar menunggu jawaban ku.” Gretha terkekeh pelan
Hakam : “Tentu saja hehe, jadi bagaimana?” hakam pun ikut terkekeh dan melontarkan pertanyaan secara to the point
Gretha : “Baiklah, aku bisa saja membantu mu. Tapi sebelumnya aku ingin bertanya satu hal, sidang skripsi mu terakhir sampai bulan apa? Karena bulan depan aku akan berangkat ke singapore.”
Hakam : “Singapore? Untuk apa? Liburan kah? Sidang skripsi ku dimulai bulan depan, dan aku akan wisuda akhir tahun ini.”
Gretha : “Kamu tidak perlu tahu kak, baiklah aku bisa membantu mu dalam satu bulan ke depan.”
Hakam : “Seriously? Aku pikir kamu akan menolak tawaranku, tapi aku bersyukur akhirnya kamu mau membantuku. Baiklah dalam satu bulan kedepan, kita akan mengerjakan project yang sama. Setuju?”
Gretha : “Baiklah”
Hakam : “Sebelumnya aku mengucapkan terima kasih gretha, jika kamu membutuhkan sesuatu jangan sungkan untuk menghubungiku. Kita saling membantu satu sama lain. Ini nomor telefon ku, aku keluar duluan ya.”
Gretha : “Sama-sama kak, akan aku simpan nomor mu dan menghubungimu nanti malam untuk membicarakan kelanjutan project yang akan kita teliti.”
Hakam : “Baiklah senang bekerja sama dengan mu.”
Mereka pun saling berpamitan dan meninggalkan pespustakaan.
Seiring berjalannya waktu, dibulan juni itu hampir setiap hari gretha bertemu dengan hakam, berbincang membahas terkait skripsi hakam. Sampai pada akhirnya waktu sidang pun telah tiba. Pada tanggal 3 juli 1998 hakam melaksanakan sidang skripsi nya dan berjalan dengan sangat lancar. Setelah itu disusul dengan gretha yang mengerjakan UAS nya selama satu pekan berikutnya.
Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, gretha telah menunaikan bantuan tugas nya kepada hakam, sekarang sudah saat nya hakam yang membalas budi nya. Tepat pukul 22.00 WIB ponsel gretha berdering merdu, sontak gretha langsung meraih ponsel nya yang terletak disamping meja tempat tidur nya, tanpa melihat nama penelpon gretha langsung menjawab panggilan tersebut dengan keadaan mata yang terkantuk-kantuk.
Gretha : “Hallo...” gretha menjawab telefon dengan keadaan mata masih tertutup rapat sambil bersender ke bantal dan menarik selimut karena udara malam yang sangat dingin kala itu.
Hakam : “Hallo tha... Selamat malam aku menganggu mu tidak? Sudah tidur ya?”
Gretha : “Ini siapa? Ada keperluan apa?” gretha berucap sambil mendayu-dayu karena keadaan nya yang masih sangat mengantuk.
Hakam : “Ini hakam tha...” sontak gretha terperenjat, matanya menganga langsung melihat ke arah ponsel dan mengecek nama si penelpon.
Gretha : “Loh kak hakam! kenapa kak malam-malam telefon aku? Masih ada yang perlu dibantu kah?”
Hakam : “Tidak tha, maaf ya aku mengganggu waktu istirahat mu. Aku hanya ingin menanyakan besok kamu sibuk tidak? Sebagai ucapan terimakasih aku ingin mengajak mu makan malam besok. Kamu bisa?”
Gretha : “Hah? Besok kak? Tidak usah kak. Aku tulus membantu mu, pekan ini aku akan bersiap untuk berangkat ke siangapore.”
Hakam : “Jangan menolak tha, aku tidak enak. Sebelum kamu berangkat ke singapore bertemu dengan aku dulu ya. Okey? Please!”
Gretha : “Hmm baiklah, tapi dimana kak?”
Hakam : “Nanti aku jemput, sekarang kamu lanjut istirahat saja. Besok aku kabarkan kembali.”
Gretha : “Baiklah, ya sudah aku tutup telfon nya ya kak.”
Hakam : “Iya silahkan. Selamat malam dan selamat beristirahat.”
Nud nud nud telefon pun sudah ditutup, gretha pun melanjutkan mimpi nya pada malam itu.
Keesokan paginya, gretha beranjak dari tempat tidur dengan wajah sumringah, mengingat telfon tadi malam yang ia terima dari hakam. Tepat pada hari ini, senin 20 juli 1998 hari pertama libur semester, gretha asyik membersihkan seisi ruangan apartement serta mengemas beberapa bajunya yang akan dibawa ke singapore. Bibirnya selalu menyimpulkan senyuman manis sambil terngiang-ngiang wajah hakam dalam pikiran gretha, setelah selesai mengerjakan semua pekerjaan rumah, ada satu notif sms yang masuk ke dalam ponsel nya.
Hakam : “Tha, aku kirim satu setel paket gaun untuk kamu pakai malam ini ya. Nanti kita makan malam dirumahku, aku akan mengenalkan kamu kepada kedua orang tua ku.”
Setelah membaca pesan tersebut gretha terheran-heran dahinya sedikit mengkerut, serta pupil matanya membesar namun setelah itu senyuman nya semakin melebar, dan jantungnya pun kini berdegup lebih kencang. Ia sontak bergumam.
Gretha : “Apa!? Dikenalkan kepada orang tua, apa maksud hakam?”
Gretha merasa sepertinya akan ada hal besar yang terjadi dalam hidupnya entah itu kebahagiaan atau pun kesedihan. Lalu tak lama kemudian ponsel gretha pun berdering kembali.
Hakam : “Tringgggggggg..... Hallo tha? Bagaimana paketnya sudah kamu buka?”
Gretha : “Sudah kak, tapi maksudnya ini semua apa? Apa tidak terlalu berlebihan?”
Hakam : “Sebenarnya aku ingin mengungkapkan hal ini dari lama tha, aku menyukaimu, dan aku ingin menjalin hubungan yang serius bersama mu.”
Gretha : “Tapi kak....” hati gretha kembali terenyuh sebenarnya, ia juga menyukai hakam, namun terlalu banyak sekali perbedaan diantara mereka, hal itu yang membuatnya ragu.
Hakam : “Kamu tenang saja tha, kamu tidak perlu mengkhawatirkan perbedaan yang ada di antara kita. Kalo ditanya soal pasangan hidup, orang tua ku menyerahkan sesuai pilihan anaknya masing-masing.”
Gretha : “Tapi apa ini tidak terlalu mendadak kak?”
Hakam : “Tenang saja tha, aku tidak akan memaksakan kehendak ku. Aku hanya ingin mengenalkan mu kepada kedua orang tua ku terlebih dahulu. Mau ya? nanti aku jemput malam ini jam 19.30 WIB”
Gretha : “Baiklah aku akan mencobanya”
Hakam : “Syukurlah, see u diajeng” Gretha langsung menutup telfon tersebut dan ia berteriak, serta satu simpul senyuman selalu mekar dibibirnya.
Gretha langsung mengeluarkan gaun yang dikirim oleh hakam dan mencoba mengenakan gaun tersebut ditubuhnya. Ia terlihat sangat cantik mengenakan gaun tersebut, dan ia masih tidak menyangka hakam bisa melakukan hal-hal seromantis ini. Sepanjang hari itu rasanya jantung gretha berdebar menanti kedatangan hakam untuk menjemputnya diapartement. Tidak terasa senja telah menampakkan keindahan diujung langit, gretha bergegas mempersiapkan diri, mandi lalu berhias diri secantik mungkin untuk menemui hakam dan keluarganya. Tepat pukul 19.00 gretha sudah siap tunggugu kedatangan hakam, ia yang sedang duduk diatas kasur sambil bercermin dengan gaun putih yang ia kenakan dipadukan dengan high heels yang membuatnya semakin anggun. Tak lama setelah itu pun berdering
Hakam : “Hallo tha? Kamu sudah siap?”
Gretha : “Hallo kak, sudah aku sudah siap, aku tengah menunggu mu saat ini.”
Hakam : “Baiklah tunggu aku ya diajeng, sebentar lagi aku akan sampai, kamu tunggu didepan gerbang saja, sekitar 5 menit lagi aku sudah sampai.”
Gretha : “Baiklah, aku pun akan segera turun.”
Sapaan diajeng yang diberikan oleh hakam kepada gretha merupakan panggilan sayang nya terhadap gretha yang memiliki arti yang tersayang. Tepat sesampainya gretha didepan gerbang apartement nya, tak lama kemudian mobil hakam pun tiba tepat sesaat gretha membuka gerbang. Mereka berdua pun tersenyum dan tersipu malu, hakam tercengang melihat diajeng nya yang sangat cantik pada malam itu, hampir saja dia terpaku ketika keluar dari mobil dan menatap ke arah gretha.
Hakam : “Hai, selamat malam.”
Gretha : “Selamat malam juga kak.”
Beberapa menit mereka saling menatap dan membisu ditempat, rasanta canggung dan gugup mulai menguasai mereka berdua. Akhirnya hakam membuang pandangannya dan fokus membuka percakapan.
Hakam : “Hmm maaf membuat kamu meunggu lama, ayo kita langsung berangkat sekarang.” Hakam membukakan pintu mobil sebelah kirinya untuk gretha.