Memasuki musim hujan bulan pertama, Kota Trenggalek masih cukup di bilang aman dan bersahabat. Meskipun daun dan ranting kering yang berjatuhan semakin kentara. Selokan dan beberapa jalanan yang bergelombang mulai tergenang air. Namun orang-orang masih berkeliaran melakukan aktivitas seperti biasanya. Berdagang, menarik becak dan masih banyak lagi.
Sementara itu di salah satu SMA favorit di kota Trenggalek. Murid-murid mulai berkeliaran keluar kelas setelah mendengar suara bel pulang sekolah berbunyi. Seorang cowok dengan sweter hitamnya menerobos dinginnya air hujan sambil berlari ke arah gerbang. Sedangkan teman-temannya memilih bertahan di teras sampai menunggu hujan reda.
Tanpa peduli keadaannya yang mulai basah kuyup, cowok itu menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan mobil sang mama. Senyum samar terpatri di bibir tebalnya begitu melihat mobil mamanya terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri. Cowok itu lantas segera berlari dan masuk kedalam mobil.
"Mama udah lama?" tanya cowok itu setelah melepaskan sweter-nya yang basah. Duduk dengan nyaman di jok belakang sambil menggosok-gosokan telapak tangannya.
Wanita itu melirik sang anak dari kaca mobil di atas kepalanya. "Lumayan," sahutnya singkat.
"Gimana ulangan kamu hari ini?" tanya Sintia, mama Keenan seraya menyalakan mesin mobil dan melajukan dengan kecepatan sedang.
"Ya lumayan..." di iringi helaan napas.
Sintia mengernyit kecil. "Jawab yang tegas Ken!" nada suara wanita itu sedikit meninggi, menandakan ketidak kesukaannya pada jawaban Keenan.
Keenan mendesah pelan. "Ya lumayan susah ma, banyak rumus yang nggak aku
ngerti."
CITTTT
Pedal rem tiba-tiba di ijak dengan kuat begitu indra pendengaran mendengar alasan yang tak masuk akal. Membuat tubuh tegap di belakangnya tersentak ke depan dengan jantung terpompa kuat karena kaget. Untung jalanan lumayan sepi jadi tak begitu menganggu mobil lain.
"Ma, Ada apa?" tanya Keenan heran.
Sintia menoleh dengan cepat, melayangkan tatapan tajam kearah sang anak. "Kamu yang ada apa? Apa gunanya mama cari guru les private kalo kamu masih nggak paham sama rumus!"
"Ini cuman soal waktu ma, aku cuman belum terbiasa dengan les private. Aku lebih suka belajar sendiri." kilahnya.
"Gila kamu ya Ken! Jangan bikin mama pusing dengan alasan gak masuk akal kamu itu!"
"Aku nggak pernah minta guru les private ma, mama sendiri yang pengen. Mama tahu sendiri kan, aku gak nyaman kalo belajar dengan orang lain!"
"Tutup mulutmu! Dan turun sekarang!" di tatapnya wajah sang anak dengan kemarahan yang begitu kentara. Keenan menghembuskan napas berat sudah tahu akan berakhir seperti ini. Di usir seperti ini sudah biasa, tidak di caci maki saja Keenan masih bersyukur.
Tanpa menunggu lama, Keenan keluar dari mobil tanpa membawa sweter hitam miliknya tadi, entah itu dia lupa atau sengaja. Begitu dia benar-benar keluar dari mobil seketika rintik air hujan yang semakin deras menerpa tubuhnya. Kaki panjangnya melompat menghindari genangan air dan berlari ke emperan toko yang tak jauh dari sana.