Keenan & Bella

Novia rohmawati
Chapter #4

4. BERTEMU DI BAWAH AIR HUJAN

Keenan mendesah kecewa begitu mendapati gadis yang sempat mencuri perhatiannya tadi menarik tirai balkon kamarnya---menenggelamkan sang pemilik kamar yang telah tertangkap basah. Otomatis Keenan tak bisa melihat tarian pecicilan gadis itu yang tanpa dia sadari berhasil menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. Lalu beberapa detik kemudian suara musik tak lagi terdengar menandakan bahwa gadis itu telah mengakhiri sesi menarinya. Keenan kembali masuk kedalam kamar lalu menutup jendela balkon beserta tirai abu-abu. Mengenyahkan sinar matahari yang masuk kedalam kamarnya. Setelah ini Keenan hanya ingin fokus belajar.

Sementara di dalam kamarnya, Bella masih mencoba menormalkan kembali detak jantungnya yang tiba-tiba berpacu. Antara kaget, kesal, marah bercampur menjadi satu. Setelah beberapa menit jemari itu memegangi dadanya yang terus berdetak kini beralih melepaskan cepolan rambutnya yang basah akibat keringat yang mengucur begitu deras di dahi dan belakang kepalanya. Habis ini Bella akan mandi lalu berjalan-jalan menikmati suasana disekitar rumah barunya, mungkin seru.

Sebelum Bella masuk kedalam kamar mandi, dia sempat mengintip dari balik tirai balkonnya memastikan cowok yang melihatnya tadi masih disana atau tidak. Dan bersyukurlah Bella saat itu setelah melihat jendela balkon telah di tutup rapat-rapat. Setengah jam kemudian Bella keluar dari kamar mandi dengan sweter pink, serta celana denim selutut membalut kaki jengjangnya. Gadis itu mengerai rambut basahnya lalu menarik earphone di atas nakas beserta ponselnya. Setelah dia kira cukup dia langsung keluar menemui Mamanya yang masih melakukan panggilan.

"Ma, Bella jalan-jalan bentar ya," suara bisikan di telinga kanannya membuat Mita menoleh.

"Kemana?" Mita balik bertanya dengan suara pelan.

"Jalan-jalan dekat sini doang,"

"Jangan lama-lama abis ini belajar, jangan ngebantah,"

"Iya Mamaku sayang. Titip salam buat Papa ya," ujarnya sambil mengecup pipi kanan Mita lalu melangkah keluar. Mita yang kala itu masih setia menatap punggung Bella yang mulai menjauh---tersenyum masam. Tertunduk pelan. Wajahnya memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Namun Mita tetap berusaha untuk tegar.

***

Bella keluar ketika awan hitam nyaris berkumpul di atas kepalanya. Mendongak sebentar lalu menyumpal kedua telinganya menggunakan earphone. Tanpa peduli sekitar---Bella bersenandung mengikuti alunan musik yang keluar dari earphone miliknya yang telah tersambung dengan ponsel. Lagu Blackpink berjudul forever young langsung menyapa indra pendengarannya.

Bella melangkah kecil lalu memasang kupluk sweternya untuk menutupi kepala sambil meloncat-loncat kecil tak beraturan. Bella berdansa dengan mata terpejam mengikuti irama musik yang semakin menghanyutkan. Loncatan-loncatan kecil tanpa sadar membawanya ke tengah jalan yang jaraknya sekitar 100 meter dari rumah. Sampai tiba-tiba terdengar bunyi klakson membuatnya terlonjak kaget dan jatuh terpeleset.

Bella mengaduh disela-sela kedua matanya menatap mobil yang nyaris menabraknya berhenti tidak jauh darinya. Sepasang high heels berwarna merah mencolok menapaki aspal adalah satu-satunya objek yang mampu membuat Bella tak berkedip dalam beberapa detik. Lalu di susul seorang wanita berpakaian rapi keluar dari mobil yang Bella yakini sangat mahal harganya. Bella mendongak, tatapannya langsung bertemu dengan wanita cantik di hadapannya. Lalu menunduk lagi karena merasa malu dan bersalah.

"Astaga! Lain kali kalo mau joget-joget jangan di jalan, pesen studio dance bisa kan?" ujar wanita itu sengit sambil melihat keadaan Bella di balik kaca mata hitamnya yang dia turunkan sedikit---memperlihatkan mata tajamnya.

"Maaf Tante, tadi saya nggak lihat," cicit Bella.

"Makanya kalo masih di kasih mata sama tuhan, digunakan baik-baik, bukannya malah seenaknya aja! Nanti di ambil tau rasa!" tekannya tajam, masih dengan pandangan tak suka. Bella tercekat mendengar kata-kata itu meluncur lancar dari bibir berwarna merah itu. Untuk beberapa saat Bella memilih bungkam dan menunduk lagi.

Lihat selengkapnya