Pagi ini Bella tengah berjalan menuju kelasnya, 12 IPS 2 dengan langkah santai setelah berpisah dengan Keenan di parkiran tadi. Sesekali tersenyum tipis membalas sapaan adik kelasnya. Saat Bella hendak masuk kedalam kelas tiba-tiba dari arah belakang bahunya di pukul sedikit keras. Sontak gadis itu menoleh cepat ingin membalas memukul, tapi yang ada Bella terpaku melihat seseorang yang telah memukulnya tadi.
"Hai Bel," sapa seseorang di depan Bella dengan senyuman khasnya. Senyuman yang hampir lenyap dari ingatan Bella semenjak gadis itu pergi.
Bella hanya bungkam, kedua matanya mulai berkaca-kaca. Rindu, begitulah yang Bella rasakan sekarang. Ingin dia rengkuh tubuh di hadapannya itu dengan sangat erat tapi rasa marah, kecewa, kesal dan egois jauh lebih besar mendominasi dirinya. Bagaimana tidak? Hampir dua bulan lamanya sahabat dekatnya itu pergi tanpa kabar. Tanpa pamit dan tiba-tiba lost kontak begitu saja.
"Lo kemana aja sih!" pekik Bella dengan nada tak suka.
"Lo pergi nggak bilang-bilang gue! Lo tahu sendiri gue nggak punya temen selain lo. Lo satu-satunya temen yang gue punya. Dan lo ninggalin gue gitu aja tanpa pamit! Lo tega banget sama gue Naura!!! Lo tega banget sama gue!!!" kedua kakinya terasa seperti jelly, Bella terduduk lemas di atas lantai dengan tangisannya yang semakin pecah. Bulir-bulir air matanya merembes tanpa di suruh membasahi pipinya yang putih.
Jika Naura memiliki keberanian maka dia akan menjerit sekuat yang dia bisa, menjelaskan semua apa yang telah dia alami selama 2 bulan ini. Namun sayangnya Naura sama sekali tak memiliki nyali. Biarkan seperti ini dulu sampai Tuhan yang memberikan ijin untuk memberi tahu semuanya. Naura pun menjajarkan posisinya dengan Bella. "Bel, gue minta maaf. Gue nggak ada maksud ninggalin--"
"Sama aja, lo udah ninggalin gue!" kejadian didepan kelas itu tak luput dari pandangan murid kelas 12 IPS 2 maupun sebagian kecil warga sekolah yang berjalan di lorong lantai satu. Termasuk Keenan dan Alan yang berdiri tak jauh dari tempat kejadian. Keenan ingin berlari mendekati Bella bertanya ada apa dengan pacarnya itu, tapi Alan menyuruh cowok itu untuk tidak ikut campur.
"Gue nggak mau bicara sama lo, lo pergi!" teriakan Bella memenuhi lorong lantai satu. Mau tak mau murid-murid di lantai satu memusatkan perhatian pada kedua remaja itu.
"Bel,"
Diusapnya kasar air matanya. "Gue nggak mau bicara sama lo!" Bella bangkit dan berlari meninggalkan Naura yang masih terduduk di atas lantai dengan perasaan bersalah. Kedua matanya pun mulai berkaca-kaca.
"Bel ada apa?" di cekalnya lengan Sang pacar saat gadis itu berlari kearahnya. Bella mengangkat kepalanya pelan dan bersitatap dengan Keenan yang melihatnya dengan tatapan penuh tanya. Bella hanya menggeleng pelan dan melepaskan cekalan tangan Keenan pada lengannya. Berlari lagi entah kemana yang pasti hari ini Bella ingin membolos mengingat Naura sudah kembali ke kelas.
"Kejar," suruh Alan cepat.
"Tap--"
"Apa gue aja yang ngejar?" Alan menego.
Keenan melotot sengit. "Gila lo!"
"Bilang sama Bu Laras gue ada urusan," lanjut Keenan.
Menepuk bahu Keenan pelan dan mengangguk. "Jangan bikin kekacauan,"