Keenan tampak kalut di kamarnya, mengacak rambutnya berulang kali sambil menatap keluar balkon yang langsung mengarah ke balkon seberang. Sudah pukul 9 malam dan dia tidak fokus belajar sama sekali karena memikirkan Bella. Baru pertama kalinya dia mendapati Bella seperti ini selama mereka memiliki hubungan. Tidak membalas bahkan tidak membaca pesan yang dia spam sejak tadi sore sampai sekarang.
Tadi sore, Keenan nyaris seperti orang kesetanan begitu cowok itu tidak mendapati Bella di depan tempat kursus. Cowok itu tentu saja menepati janjinya untuk menjemput Bella namun yang dia dapati justru sebaliknya. Dan ketika dia bertanya pada seorang wanita yang baru saja keluar dari tempat kursus itu, wanita itu bilang jika semua anggota sudah pulang. Semakin frustasi Keenan di buatnya.
Rumah Keenan dekat dengan Bella lalu kenapa dia tidak langsung datang kerumah gadis itu? Jika memang Keenan berani melawan mamanya pasti Keenan sudah datang ke rumah Bella, tapi sayangnya Keenan bukan lelaki yang seperti itu. Keenan kembali mengambil ponselnya yang di lempar ke ranjang tadi, mengecek pesannya dan lagi-lagi hanya kekecewaan yang dia dapati. Lantas lelaki itu keluar ke balkon. Angin malam langsung menyambutnya menerpa tubuhnya yang hanya di balut kaos pendek warna hitam. Di pandangi balkon seberang dengan penuh harap semoga Sang pemilik kamar segera keluar.
Dan benar belum ada 5 detik dia merapalkan doa perlahan-lahan jendela balkon di buka sedikit demi sedikit. Senyuman mengembang di bibir Keenan begitu mendapati gadis pujaannya berdiri tepat didepan sana tanpa mengenyahkan senyumannya. Cantik selalu begitu, wajahnya yang mungil dengan warna kulit seputih susu. Hidung mancung, rambut hitam lurus dan bibir pink yang selalu membuat otaknya berputar-putar entah kenapa. Bella telah Keenan klaim sebagai wanita kedua kesayangannya setelah mamanya.
"Hai cantik," sapa Keenan lebih dulu. Sementara gadis di sebrang sana entah kenapa masih betah sekali menatap intens ke arah Keenan. Sampai membuat cowok itu bingung.
"Bel? Are you okay? Wajah kamu pucat? Ada masalah apa?"
Seketika Bella menggeleng pelan, dan melemparkan pesawat kertas ke arah Keenan yang sempat dia buat tadi di dalam.
"Ken, Bella masuk dulu ya,"
"Tap--"
"Bel, Bella?" panggilan Keenan sama sekali tak di gubris oleh Bella. Gadis itu tetap dengan pendiriannya masuk ke dalam kamarnya. Sesampai di dalam Bella tak bisa menyembuyikan perasaan takut, dan bersalahnya pada Keenan. Tubuhnya lemas seperti jelly meluruh di atas lantai sambil menangis sesegukan.
"Maafin Bella, Ken. Ma--afin Bella," dadanya terasa sangat sesak, Bella memukul dadanya berulang kali dengan tangan mungilnya mencoba mengenyahkan rasa sesak. Tapi tidak ada efek yang dia dapat.
"Tuhan, Bella mohon...,"
***
Pagi kembali menyapa semua insan manusia di bumi. Suara ayam berkokok selepas subuh tadi sukses membuat Keenan terbangun dengan tiba-tiba. Hasil bergadang tadi malam dia nyaris bangun telat. Lupa membuat alarm bahkan belajar seperti biasa di waktu subuh. Semua ini karena pesawat kertas yang Bella kirim tadi malam. Kalimatnya berhasil membuat Keenan berpikir sampai pukul 2 pagi.
"Ken, maafin Bella tadi ya. Pasti kamu nungguin Bella lama ya disana? Maaf banget ya tadi Bella ada urusan mendadak banget sampai lupa kasih tahu kamu. Aku juga baru pulang belum lihat pesan yang kamu spam. Udah belajar belum? Selamat malam pacarnya Bella :*"
Keenan kembali mengingat kalimat demi kalimat yang terdapat di sayap pesawat kertas itu. Seberapa mendadaknya urusan Bella kenapa gadis itu sampai tidak memberitahunya? Itulah yang ada di pikiran Keenan. Di tambah lagi wajah pucat gadis itu, tidak seperti biasanya.
Keenan melanjutkan mengancingkan seragamanya, terhenti sesaat setelah mendengar suara bunyi notifikasi dari ponselnya. Secepat kilat cowok itu meraih ponselnya di atas nakas dan melihat pesan yang Bella kirim.
Bella
Pacarnya Bella udah ganteng belum? Coba lihat keluar balkon biar aku lihat! xixixi...
Sontak Keenan membuka tirai abu-abu penutup jendela balkon dengan cepat dan kasar. Mencari keberadaan Bella disana. Perlahan jendela di buka dan muncullah kepala Bella yang menyembul dari balik jendela. Meringis menujukkan gigi putihnya sambil melambaikan tangan kearah Keenan.
"Hai pacarnya Bella!" teriak Bella kegirangan. Wajahnya tampak lebih fresh daripada tadi malam.
Keenan tak bisa lagi menyembuyikan perasaan bahagianya. Bellanya kembali. Keenan balik membalas lambaian tangan Bella dan ikut berteriak. "Hai juga pacarnya Keenan,"
Bella mengulum senyum lembut. Lalu mengetikkan sesuatu di layar ponselnya. Dan meng klik tombol send. Keenan menunduk seiring suara notifikasi masuk ke ponselnya. Dan tertawa renyah setelah membaca pesan posesif dari Bella.
Bella
Awas ya kamu kalo sampe lupa ngancingin seragam! Bella nggak rela! KANCINGIN SEKARANGG!!!