Keenan & Bella

Novia rohmawati
Chapter #14

14. MEMBUAT JARAK

Bella terduduk lemas di lantai toilet, kedua matanya tak berhenti mengeluarkan air mata. Dadanya terasa sangat sesak. Entah Bella sendiri tak bisa menjelaskan apa yang telah terjadi. Semua terjadi begitu cepat. Hanya penyesalan demi penyesalan yang gadis itu rasakan. Penyesalan yang tak akan pernah bisa mengembalikan sesuatu yang telah retak. Menimbulkan rasa kecewa, sakit hati kepada semua orang. Tangisan terpaksa terhenti saat dia mendengar suara derap langkah mendekati toilet. Mengusap air matanya cepat dan berdiri.

"Ih Bel, gue cariin ternyata lo disini." Gadis cantik di depan sana tampak menggerutu kecil.

Bella membalas dengan senyuman tipis. "Iya, ada apa?" Bella balik bertanya pada Chika, ketua kelas 12 IPS 2.

"Lo di panggil Bu Nina. Di tunggu beliau di ruang club dance,"

"Oh gitu, makasih ya,"

"Iya, gue duluan ya," Chika segera berlalu.

Untuk sesaat Bella ingin mengenyahkan semua perasaan kalutnya. Mencoba menerima keadaan dengan lapang dada, meskipun faktanya itu semua hanya sebuah pelarian semata. Kaki kecilnya mulai melangkah keluar toilet dan berjalan menuju klub dance yang letaknya berada di paling pojok sekolah, dekat dengan kantin dan ruangan tempat latihan dance yang tempo hari di gunakan untuk seleksi lomba.

Menarik napas pelan. "Assalamualaikum," Bella menyembulkan kepalanya dan menatap Bu Nina dengan senyuman hangat. Wanita itu tersenyum lembut dan membalas salam Bella.

"Silahkan masuk Bel," suruh Bu Nina.

Bella mulai melangkah memasuki ruangan itu dengan langkah pelan.

"Jadi begini Bel, Ibu ingin memberikan ini untuk kamu. Siapa tahu kamu minat," ujar Bu Nina to the point sambil mengansurkan sebuah selebaran yang dia dapat dari kenalannya.

"Jadi siapapun boleh ikut Bel, tidak seperti yang lalu. Kalo yang lalu memang harus di seleksi dulu dari sekolah," lanjutnya.

Secercah cahaya penuh harap terlintas di wajah Bella, bola matanya berbinar cerah. Dua sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis penuh arti. Saking senangnya jantungnya ikut berdetak lebih cepat.

"Terimakasih Bu, terima kasih," ucapnya terlampau senang.

"Sama-sama, kamu minat kan? Ini lomba tingkat nasional loh masa nggak ikut," Bu Nina terkekeh pelan.

"Saya ikut kok Bu, saya Ikut." sahutnya dengan antusias.

"Ibu Ikut senang dengarnya, masih ada dua bulan lagi untuk latihan."

"Ya sudah kalau begitu, Ibu kembali ke kelas lagi." Lanjut Bu Nina.

"Baik Bu, sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak,"

Bu Nina mengulum senyum dan keluar dari tempat itu. Sepeninggal Bu Nina, Bella tak bisa menyembuyikan kebahagiaannya. Bersorak sambil melompat-lompat kegirangan. Di tangannya kini ada sebuah harapan nyata, harapan yang telah Bella inginkan sejak lama.

Bella keluar dari ruang club dance setelah selesai dengan dirinya sendiri yang entah kenapa tiba-tiba menggila, terlalu senang begitulah. Langkah kakinya yang kecil menyusuri koridor yang tampak sepi menuju kelasnya. Tiba-tiba dari depan seseorang menghadangnya. Bella mendesah kasar berjalan lagi tanpa memperdulikan keberadaan Naura.

"Bel, gue mau bicara sama lo Bel!" cegah Naura sambil mencekal lengan Bella. Seketika suasana hatinya yang cerah mendadak mendung kontras begitu mendapati suara rengekan Naura.

"Gue udah bilang sama lo Naura, jauhi gue!"

"Bel gue bisa jela--"

Lihat selengkapnya