Bella melompat-lompat di depan sebuah deretan rak buku. Berusaha meraih novel yang dia yakini adalah novel terbaru yang baru saja terbit beberapa minggu lalu. Namun karena letak buku itu berada di deretan rak paling tinggi, meskipun dia meloncat-loncat rasanya mustahil. Tubuh pendeknya tak bisa membantu sama sekali.
Di hembuskan napas kecewa, mendengkus pelan hendak beranjak dari sana. Namun lengan gadis itu lebih dulu di tahan oleh seseorang dari arah belakang. Bella menoleh seiring lengan kirinya di sentuh oleh seseorang. Menatap Keenan yang kini tengah tersenyum lembut ke arahnya dengan kedua bola mata terbelalak.
"Kenapa nggak manggil aku?" tanya Keenan pelan, takut membuat kebisingan di tempat itu.
"Bel--bella kira kamu belum kembali dari WC," ucapnya gugup. Melihat penampilan Keenan yang luar biasa tampan membuat gadis itu susah payah menelan salivanya. Sepertinya Keenan sengaja membasahi rambutnya saat di WC tadi. Lalu di tarik ke belakang meninggalkan kesan manly.
Begitu selesai sarapan tadi, mereka langsung memustuskan pergi ke toko buku yang bulan lalu mereka datangi. Setibanya di sana Keenan langsung ijin ke WC karena ada urusan mendadak. Meninggalkan Bella dan menyuruh gadis itu untuk masuk terlebih dahulu.
"Udah," jawabnya cepat.
"Oh," Bella segera menunduk, mengenyahkan pikiran liarnya.
"Yang mana?"
"Apa?"
"Yang mana yang mau kamu ambil Bella?"
"Itu," Bella menunjuk sebuah novel berwarna pink di deretan rak paling atas.
Keenan mengangguk. Ditariknya tubuh mungil gadis itu untuk mendekat ke arahnya, lalu dia putar untuk berbalik---membelakanginya. Sementara Bella seperti robot yang di pencet tombol on, tak membantah sama sekali apa yang di lakukan Keenan. Meskipun mulut menuntutnya untuk segara bertanya.
Sepasang tangan Keenan menyentuh pinggang Bella yang ramping, lalu dia angkat secara perlahan. Bella menegang sesaat dan menoleh ke belakang seakan meminta penjelasan. Sedangkan Keenan mengangkat dagu menyuruh untuk segera mengambil buku yang Bella mau. Perlahan dengan tangan gemetaran Bella meraih novel yang dia inginkan. Menoleh lagi meminta Keenan segera menurunkan tubuhnya. Cowok itu mengangguk dan menurunkan tubuh Bella.
"Bel--bella mau beli ini, abis ini ki--ta jalan-jalan ya?" ujarnya sambil menormalkan kembali detak jantungnya.
Tanpa menunggu persetujuan Keenan, Bella lebih dulu menarik lengan cowok itu dan membawanya ke kasir.
"Aku bayarin," cegah Keenan cepat.
Bella menolak, tangan gadis itu lebih dulu menarik kartu di jemari kanan Keenan. Sontak membuat cowok itu menoleh dengan kening berkerut.
Bella meringis menujukkan deretan gigi putihnya. "Enggak, Bella pengen beli sendiri."
"Aku nggak suka di tolak,"
"Bella juga nggak mau di tolak!" sahutnya tak mau kalah.
"Jangan ngeban--"
Telunjuk Bella tanpa permisi menyentuh bibir atas Keenan---menyuruh cowok itu untuk berhenti mengomel. Bella melakukan itu di saat pengunjung toko buku sedang memperhatikan keributan mereka di kasir. Dan kejadian itu membuat beberapa terperangah akan kelucuan dua sejoli itu. Sementara yang lain bersorak menggoda.
Keenan segera menarik telunjuk Bella di atas bibirnya lalu dia gengam di sisi tubuhnya. "Terserah kamu Bel,"
Bella bersorak akhirnya Keenan menyerah. "Makasih Mbak," ujarnya pada petugas kasir yang sejak tadi berusaha curi-curi pandang ke arah Keenan. Tampaknya wanita berkerudung itu terpana akan ketampanan pacar Bella. Bagimana tidak? Penampilan luar cowok itu sungguh membuat kaum hawa meleleh di tempat. Walaupun hanya di balut kaos warna hitam, serta celana jeans selutut. Ketampanan Keenan tak bisa di ragukan lagi.