KEGELAPAN YANG GEMILANG

SARIP ALFATIR
Chapter #2

Cahaya dalam kegelapan


Arka kini tahu bahwa perjalanannya baru saja dimulai. Ia harus belajar mengendalikan kekuatan baru yang dimilikinya, kekuatan yang datang dari kegelapan yang gemilang. Dunia yang pernah ia kenal kini terlihat berbeda—lebih luas, lebih kompleks. Ia tak lagi melihat dengan mata manusia biasa, tetapi dengan mata yang mampu menembus lapisan-lapisan realitas yang tersembunyi.

Namun, perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Ada mereka yang akan berusaha merebut kekuatan ini untuk tujuan mereka sendiri. Mereka yang melihat kegelapan sebagai musuh, bukan sebagai bagian dari keseimbangan dunia. Arka harus siap menghadapi mereka—dan dirinya sendiri—karena kegelapan Arka menghabiskan beberapa hari di lembah itu, menyendiri, merenung, dan berusaha memahami perubahan yang terjadi dalam dirinya. Batu hitam itu, yang kini terhubung erat dengan tubuhnya, tak pernah berhenti memancarkan cahaya gemilang, meskipun kegelapan tetap menyelimuti Lembah Hitam. Cahaya itu, seakan memiliki jiwa, bergerak seiring dengan denyut nadi Arka, membimbingnya dalam pencarian jati dirinya yang baru. Namun, dalam kesunyian lembah, sebuah rasa tak nyaman mulai menggerogoti pikirannya. Kekuatan itu, meski memberinya kemampuan yang luar biasa, mulai membuat Arka merasa terasing dari dunia yang pernah ia kenal.


Kegelapan itu bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan begitu saja. Ada sesuatu yang lain di sana, sesuatu yang mungkin lebih tua dan lebih kuat daripada apa pun yang pernah ia bayangkan. Dalam kesendirian lembah, Arka merasakan bayang-bayang yang menyusup ke dalam pikirannya, seolah ada sesuatu yang mengamatinya dari kejauhan.


Suatu malam, ketika kabut semakin tebal, Arka mendengar langkah kaki. Langkah yang berat, namun teratur, seperti seseorang yang berjalan dengan tujuan yang jelas. Arka menoleh ke belakang, namun tak ada siapa-siapa. Hanya kegelapan yang semakin pekat.


Lihat selengkapnya