Baru saja aku berniat pulang.
Bukan karena bosan, tapi karena perutku sudah mulai bernyanyi lirih.
Namun sebelum langkahku berdiri, suara itu datang dari kejauhan—keras, namun penuh kasih.
“Lintang, kenapa gak pulang buat makan, Le?” suara ibu, memecah pelan senyap sore.
Aku menjawab, sedikit berteriak, agar terdengar.
“Ini baru aja mau pulang, Bu!”
Tapi seperti biasa, ibu selalu tahu cara membungkam jarak.
“Udah, gak usah. Ini ibu bawakan makanan. Kita makan di sini aja, sama-sama.”