Somewhere over the rainbow skies are blue...
Clouds high over the rainbow, makes all your dreams come true...
Jakarta, Indonesia
21 Agustus 2017
Matanya langsung terbuka, mendengar suara jam alarm yang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.
"Hoaaam-" Soraya menguap lebar sambil menganggaruk-garuk kepalanya yang terasa gatal.
Cahaya matahari masuk melalui celah jendela kamarnya. Hening, yang terdengar hanya suara angin dan kicauan burung yang bertengger di tiang balkon.
Butuh tujuh menit bagi Soraya untuk mengumpulkan nyawanya, kebiasaannya yang banyak tidur dan sulit dibangunkan itulah yang membuat sang mama sulit melepaskannya kuliah di tempat yang jauh dari rumah. Apalagi, Soraya bukanlah gadis mandiri yang terbiasa jauh dari orang tua.
Hidungnya mencoba mengendus aroma sarapan yang biasa dibuatkan ibu setiap pagi. Aroma manis roti bakar dengan selai coklat atau gurihnya aroma nasi goreng dengan telur ceplok , sama sekali tak tercium baunya.
Plaaakkk...
Soraya menampar pipinya sendiri guna menyadarkannya dari kehaluan. Mama tidak akan membangunkannya setiap pagi atau membuatkan sarapan untuknya lagi. Mungkin terdengar menyedihkan, tapi itulah yang harus Soraya hadapi sebagai mahasiswa di perantauan.
Drrrrt...drrrt...
Ponselnya bergetar. Melihat nama yang tertera di layar ponsel spontan membuat matanya terbuka lebar.
"Ya, Ma? Ada apa?"
"Ada apa? Masih juga tanya? Pasti kau baru bangun, iyakan?"
"Hehehe-"
"Ya Tuhan, anak ini. Lihat sekarang jam berapa?"
"Ehm...jam tujuh?" Jawabnya sambil melihat jam di atas meja.
"Jam tujuh? Kelas pertama hari ini jam berapa?"
"Jam delapan,"
"Jam delapan dan kamu bangun jam tujuh? Anak ini, cepat bangun dan mandi!" Teriak Mama dengan suara kerasnya yang membuat Soraya langsung menjauhkan ponsel itu dari telinganya.
Mendengar kemarahan sang mama meski sedang tidak ada di dekatnya, tetap saja membuat nyali Soraya ciut. Mama adalah wanita yang sangat cerewet dan luar biasa disiplin. Tidak ada seorang pun yang berani menentang mama, termasuk sang papa.
Soraya langsung masuk ke kamar mandi, memutar shower dan membiarkan air hangat membasahi tubuhnya. Ini adalah kesalahan kedua yang Soraya lakukan sejak memutuskan kuliah di Jakarta, jauh dari keluarganya yang tinggal di Batam.
Kesalahan pertama terjadi saat ia datang terlambat di masa orientasi mahasiswa karena ketiduran. Tidak tanggung-tanggung, Soraya terlambat selama nyaris tiga jam dan yang kedua, mungkin akan terjadi hari ini. Hari di mana ia resmi menjadi seorang mahasiswa fakultas seni jurusan seni rupa.
Lima detik setelah kakinya melangkah keluar dari kamar mandi, ponselnya kembali berdering dan panggilan masuk berasal dari orang yang sama, yaitu mama.
"Iya Ma, Aya udah selesai mandi. Jika mama telepon terus, kapan Aya kelarnya?"
"Kelas pertama hari ini apa?"
"Seni lukis, kenapa?"
"Tidak apa-apa, ya sudah jangan lupa sarapan sereal yang mama simpan di dalam kardus."
"Iya, Ma."
"Satu lagi pesan dari papa, bergaul dengan teman-teman yang baik. Papamu takut kamu diganggu laki-laki genit."