Kehidupan Rahasia Dosen Pembunuh

Adlet Almazov
Chapter #3

Rasa Penasaran

Soraya melirik gambar dari buku yang dipegang dosennya, sebuah pola abstrak yang mungkin sudah biasa untuk penikmat seni rupa. Ia yakin ia bisa menggambarnya dengan baik, karena ia sangat percaya dengan kemampuannya.


"Bagaimana? Kau bisa?" Tanya Robert yang melempar tatapan dingin dan sinis yang membuat Soraya bergidik. Rasanya seperti ia tidak diizinkan untuk melakukan kesalahan.


"S-saya bisa, Pak!" Ucapnya gugup. Wajahnya yang sudah pucat membuat teman-teman di kelasnya berusaha menahan tawa.


"Bagus, kerjakan!"


Soraya berbalik arah dan menghadap papan tulis, ada hal besar apa yang menantinya sehingga membuatnya dipilih untuk melakukan percobaan di kelas pertamanya dari puluhan mahasiswa di kelas ini?


Dengan tangan gemetar, meski jiwanya benar-benar yakin dengan kemampuannya. Rasa gugup dan takut karena tatapan dingin yang terasa begitu tajam yang terus menerus ditujukan padanya membuatnya tak bisa berpikir jernih. Guru yang satu ini sepertinya tidak bisa dianggap remeh, begitu yang ada di dalam pikirannya.


Setelah mengumpulkan keberanian selama 15 detik, akhirnya tangan Soraya mulai bergerak mengikuti pola dari buku. Ketika ia yakin bahwa ia telah melakukannya dengan baik, Soraya mundur tiga langkah hingga posisinya sejajar dengan Pak Dosen ini.


"Sudah selesai, Pak!" Ucapnya sambil melirik Robert yang ekspresinya sama sekali tak berubah.


"Dilihat dari bentuknya, menurutmu, apakah tidak ada garis yang kau lewatkan?"


"I-itu-" Soraya menatap gambar buatannya yang ia pikir sudah sama persis seperti yang ada di buku.


"Bagaimana menurutmu?" Robert terus mendesaknya dengan pertanyaan yang sama dan ia tetap menunjukkan tatapan itu.


"S-saya rasa sudah benar, Pak!"


"Sudah benar?"


"I-iya, Pak!" Jawabnya. Keyakinannya perlahan runtuh setelah mendengar pertanyaan yang sangat mengintimidasi seperti itu.


"Siapa namamu?"


"S-Soraya Taniadi, Pak!"


"Soraya, ya? Baiklah. Sepertinya kau masih menganggap remeh teknik dasar dari seni. Orang yang hanya memikirkan hasil yang bagus sehingga lupa arti dari seni itu sendiri."


"Apa maksudnya? Aku tidak mengerti." Batinnya.


"Kau boleh kembali ke tempatmu. Berikutnya, coba perhatikan detailnya. Jangan sampai kesalahan seperti ini terulang kembali. Karena saya tidak suka orang yang sok tahu dan terlalu percaya diri."


Lihat selengkapnya