Kehidupan Rahasia Dosen Pembunuh

Adlet Almazov
Chapter #4

Lukisan

Ketiga gadis muda ini melangkah bersama menuju galeri seni utama di kampus mereka. Di sebuah dinding tepat di hadapan mereka, sebuah lukisan berukuran besar terpajang lengkap dengan bingkai yang mewah.


Soraya terpana, memandang sosok dalam lukisan itu. Seorang balita perempuan yang mengenakan gaun merah muda dan tersenyum manis. Detail, warna dan semuanya terlihat sangat sempurna. Seseorang yang melukisnya pasti orang yang sangat luar biasa berbakat. Lukisan yang bahkan lebih mirip sebuah potret.


"Sepertinya galeri ini sedang tidak dibuka, apa boleh kita masuk begitu saja?" Tanya Soraya yang merasa tidak enak jika masuk tanpa izin.


"Tidak apa-apa, tenang saja. Kau lihat lukisan yang di sana itu?" Ujar Sherly.


"Ya, sangat bagus sekali. Apa itu sebuah foto atau-"


"Lukisan, benar-benar luar biasa, bukan?"


"Ya, aku sampai salah mengira, aku pikir itu sebuah foto, tapi ternyata lukisan."


"Saat pertama kali melihatnya, aku juga sempat berpikir itu adalah foto, tapi jika aku lihat dari dekat, aku baru sadar bahwa ini adalah lukisan," ujar Diana yang sudah berdiri di depan lukisan itu.


Soraya melangkah mendekati lukisan yang terpajang itu, memang benar, jika dilihat dari dekat, lukisan itu sangat bagus, bahkan terlalu bagus. R.W Stanley, begitu nama yang tertulis di dalam lukisan. Nama yang sama dengan yang ia lihat di galeri seni Singapura tahun lalu.


"Hebat, benar-benar luar biasa," Soraya bergumam. Sekarang ia mengerti, mengapa dosen itu begitu mementingkan detail yang sempurna, karena ia menciptakan karya yang mengagumkan seperti ini.


"Tapi, balita ini siapa?" Tanya Diana. Ia yang sudah beberapa kali mengamati lukisan ini lebih tertarik untuk memikirkan siapa balita berwajah malaikat yang menjadi model lukisan ini.


"Entahlah, mungkin putrinya!" Ucap Sherly santai.


"Putrinya? Memangnya beliau sudah menikah?"


"Aku tidak tahu, tapi kemungkinan besar balita ini punya hubungan khususnya dengannya."


"Tapi yang aku tahu beliau belum menikah, apalagi punya anak." Diana merasa kecewa memikirkan jika benar balita yang menjadi model lukisan ini adalah putri dari dosen bule paling tampan dan paling karismatik di kampus ini.


"Hei, kalian sedang apa?" Seru David yang baru saja masuk ke galeri ini bersama Vino.


Soraya, Diana dan Sherly menoleh ke belakang saat tahu ada orang lain yang masuk ke ruangan ini. Rasanya seolah sedang dipergoki karena diam-diam masuk tanpa izin.


"Ya ampun, ternyata kalian berdua, bikin kaget saja!" Sherly memasang wajah panik yang membuatnya terlihat lucu.


"Hahahaha...kalian pikir siapa? ngomong-ngomong, sedang apa kalian di sini?" Tanya Vino.


"Kami ingin melihat maha karya dari seorang Robert William Stanley, kalian sendiri sedang apa?"


"Sama seperti kalian, kami juga ingin melihat lukisannya!"


"Oh jadi ini lukisan fenomenal itu? ternyata benar-benar luar biasa!"


"David, kau baru juga lihat?"


"Iya, aku sempat ingin melihatnya, tapi belum ada waktu. Lagi pula, ini galeri utama kampus, bukan hanya milik fakultas seni saja. Jadi wajar jika tidak semua sempat melihatnya."


"Kau benar, tapi David, menurutmu siapa gadis kecil di lukisan ini?" Diana masih saja ingin tahu tentang sosok dalam lukisan itu.


"Aku tidak tahu, mungkin putrinya atau putri dari temannya. Siapa yang tahu?"

Lihat selengkapnya