Kehidupan Rahasia Dosen Pembunuh

Adlet Almazov
Chapter #5

Teman Sekamar

"Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Soraya, melihat teman sekamarnya ini tampak kerepotan membereskan barang-barangnya.


"Ah nggak usah, nggak apa-apa. Aku bisa sendiri kok." Jawabnya gelagapan. Melihat reaksinya yang malu-malu dan gugup, Soraya bisa menduga bahwa teman sekamarnya ini adalah seorang gadis yang pemalu.


"Jangan bicara begitu, mulai sekarang kita teman sekamar. Oh iya, aku dengar kau jurusan psikologi ya?"


"I-iya benar."


"Hebat, kalau begitu kau bisa membaca karakter orang ya?"


"Enggak juga," ucapnya yang terlihat gelisah. Entah mengapa Soraya merasa gadis ini tidak nyaman dengannya.


"Sepertinya dia nggak suka aku. Apa aku melakukan kesalahan ya?" Batinnya. Ia yang pada dasarnya juga sulit berbaur, terpaksa mengubah sifatnya itu demi bisa bertahan di tempat ini, jauh dari keluarga dan teman-teman yang sudah biasa ia hadapi sepanjang hidupnya.


Namun, karena kondisi yang berbeda. Mau tidak mau, ia harus beradaptasi dengan lingkungannya yang baru. Meski awalnya sulit dan terasa tidak nyaman, seiring berjalannya waktu. Semua pasti akan berjalan dengan baik.


Mona Fransiska masih terus membongkar isi tas besarnya yang mungkin akan ia pindahkan ke lemari pakaian. Karena tidak adanya percakapan, membuat suasana menjadi semakin canggung. Kalau sudah begini, Soraya semakin bingung untuk mengambil tindakan.


Mona menjatuhkan pakaiannya di lantai hingga berserakan. Spontan, Soraya langsung berusaha membantu dengan mengumpulkan pakaian milik Mona.


"Biar aku bantu!"


"Nggak usah, biar aku saja!"


"Nggak apa-apa kok, kau bisa menyusun pakaianmu di lemari. Biar aku yang membereskan bagian ini!"


"Jangan! Biar aku saja!"


"Tapi-"


Mona langsung menepis tangan Soraya. Baju-baju yang ada di tangan Soraya langsung terjatuh. Di sela-sela baju yang berserakan di lantai, Soraya tak sengaja melihat sekotak kondom yang mungkin sengaja di sembunyikan Mona di antara pakaian miliknya.


Soraya terkejut, semakin bingung harus bereaksi seperti apa saat dirinya yang tak sengaja melihat benda pribadi milik orang lain. Mona yang sadar bahwa benda miliknya terlihat, buru-buru mengambil dan menyembunyikannya di lemari.


"Bagaimana ini? Aku nggak sengaja melihat barang pribadinya, dia pasti marah padaku. Apa yang harus aku lakukan?" Batinnya gelisah. Diliriknya Mona yang kembali sibuk merapikan pakaian di lemarinya.


Soraya merasa tidak enak hati, padahal ia berharap bisa menemukan teman sekamar yang ramah dan menyenangkan. Tapi sepertinya, ia tidak bisa berharap banyak.


Ponselnya bergetar. Akhirnya, ada juga sinyal penyelamat yang bisa membantunya terlepas daru suasana kaku dan canggung seperti ini. Ia langsung membuka ponselnya dan juga pesan masuk dari dua perempuan yang ia anggap resmi menjadi teman seperjuangannya di kampus ini, Diana dan Sherly.

Lihat selengkapnya