BAB DUA BELAS
LANGIT YANG SEMAKIN GELAP, dan angin kencang bertiup menuju suatu bukit diatas sana. "Aku ingin pulang.". Louis habis akal. Ia semakin tersayat oleh siksaan alam yang dibuat penciptanya. Tersiksa dengan keadaannya waktu di desa, tersiksa dengan keadaan sekarang. "Aku rindu ibuku.". Orang yang merawatnya sewaktu ia sakit. Sewaktu ia membutuhkan pertolongan. Apakah ibunya bisa mendekapnya sekarang? Membuat tubuhnya hangat barangkali?
Saat itu, tubuhnya seperti habis terbakar. Suhu panas perlahan-lahan membakar habis sumber tenaga untuk menopang tubuh kecilnya yang tak terjaga, akibat perut yang kosong, tambah pula sering terserang udara yang mencekam seharian berada di luar. Kini ia harus berhenti sejenak. Tubuhnya menggigil. Sementara waktu, di hutan ini hanya ada dia dan akar pohon yang menjadi alasnya. Biarlah ia sedikitnya termenung. Meratapi nasibnya yang sebentar lagi mati di alam liar tanpa kenalan.
Sebagian besar dari balik pohon-pohon yang menjulang tak tertampak, orang-orang muncul dengan menaruh perhatian pada pria kurus dan kecil ini sendirian, menepi bukan pada tempatnya. Seperti anjing yang tersesat dalam hutan. Salah Satu darinya mendekap tubuhnya yang hampir mirip onggokkan kulit yang sebatas melapisi daging. Warna putih pucat itu sangat mencolok bagi orang-orang tengah melintas.
Telapak tangannya pada dahi Louis, lalu ia berujar, "Astaga. Demi tuhan, tubuhmu seperti terbakar. Aku rasai kau terkena demam yang sangat hebat semalaman, ya?" Kulit tebal orang itu telah menyelimuti dahinya, malah kini ia bisa merasakan hawa panas pada tubuhnya sendiri. Dengan hadirnya suara-suara lantang yang membuat riuh telinganya, ia sedikitnya merasa lega, masih ada manusia yang mau mengibakannya.
Diiringi dengan rasa kekhawatiran, pria itu membawa tubuhnya pada tenda-tenda yang keberadaannya tak jauh dari tempat Louis berbaring. Mereka adalah orang-orang yang berpakaian lusuh. Dengan pandangan sayup-sayup, setiap orang memegang senjata, atau hanya menggantungkan pada punggungnya. Itukah kau Jenderal Napoleon? Setelah sekian lama, kunjung juga sampai pada pelataran tenda-tenda milik orang-orang yang ikut bersamamu?
Bergegas pria itu membaringkan tubuh Louis di dalam tenda, agar ia merasa lebih hangat. Ketika mendengar rumor sebentar lagi hujan akan turun, juga bahwa anak yang dibawanya kini hampir tak bisa mendengarnya ucapannya lagi. Ia terbaring lemah dengan keadaan mengenaskan, "Aku ingin pulang. Aku sudah tak kuat lagi," lirihnya, ketika saat dibaringkan.