Keikhlasan

Nila Kresna
Chapter #3

Calon Madu yang Dibawa Mertua.

Pagi ini Halimah mempersiapkan sarapan Ammar seperti biasanya, setelah selesai berpakaian Ammar menuju dapur yang berpadu dengan ruang makan.

“Ibu jadi datang, ya.” Ammar duduk, tidak lama Halimah menghidangkan nasi.

“Ko ga dijemput, Mas?” ia mulai menyendoki lauk yang akan disantap Ammar.

“Ga tau, ga mau dijemput katanya, mas udah maksa tetap ibu nolak buat dijemput.” meski tidak seperti biasanya Ammar tetap menuruti ibunya untuk tidak dijemput.

“Nggak biasanya ya, Mas.”

“Biarkan saja, siapkan saja kamar untuk ibu seperti biasa, nanti mas coba telpon lagi biar dijemput. Mas udah selesai sarapan.”

“Iya, Mas.” Halimah mengantar Ammr ke teras depan, sebelum berangkat menyalaminya dulu tidak lupa Ammar mengecup dahi Halimah.

“Hati-hati di jalan,” kata Halimah mengantarkan suaminya memasuki mobil lantas berlalu. Ia kembali masuk ke dalam rumah membereskan bekas sarapan tadi tidak lama terdengar salam dari seseorang yang ada di luar. Hanya, suaranya asing bagi Halimah.

“Waalaikumsalam.” Begitu Halimah membuka pintu. Seorang perempuan berkerudung berdiri di depan pintu, sepertinya umurnya dibawahnya. “Ada apa ya, mbak?”

“Dia, datang sama, ibu.” Mendengar suara itu. Halimah langsung menoleh pada kursi single di samping pintu.

“Ibu.” Halimah langsung menyalami ibu mertuanya. “Kirain saya agak siang baru sampai, mas Ammar baru saja berangkat, Bu. Katanya nanti mau jemput ibu.”

“Ibu tidak mau dijemput Ammar, takut jadi omongan orang.” Widuri langsung masuk. Sedangkan Halimah masih mencerna ucapan ibu mertuanya barusan.

“Sini Nisa masuk.” panggil Widuri.

Wanita itu menunggu, begitu namanya dipanggil barulah masuk sebelumnya tersenyum tipis pada Halimah.

“Ibu perkenalkan, namanya Nisa, masih kerabat jauh ibu, insyaallah ini calon madumu.”

“Astagfirullah.”

Perempuan mana yang tidak syok mendengar ucapan ibu mertuanya barusan. “Mas Ammar belum memutuskan apapun, bu.”

“Ibu sudah tau dengan jelas apa yang akan Ammar putuskan, makanya ibu yang bergerak membawa calon istri keduanya, kamu sebagai istri pertama dukung suamimu jangan malah melarang. Kecuali kamu mampu sebagai istri memberi keturunan. Ini sudah satu tahun lewat, Halimah. Belum juga ada tanda-tanda kehamilan.”

Widuri maju membelai punggung Halimah. “Bukan ibu jahat, tapi kamu harus menyadari keadaan.”

Lihat selengkapnya