Keikhlasan

Nila Kresna
Chapter #6

Kupu-kupu Malam

Tidak suka cara Nisa bersikap seakan semua baik-baik saja, dari sana Ammar bisa menyimpulkan jika Nisa tidak bijaksana.

“Tidak usah, saya bawa sendiri.” Ammar melangkah masuk melihat Halimah yang berdiri di ruang tamu.

Halimah tidak mendekat masih terpaku atas pergerakan Nisa barusan, bagaimana jika nanti Nisa menjadi madunya lantas memiliki anak dan menuntut semua perhatian Ammar? Tatapan Halimah sendu saat ini memikirkan jika suatu saat nanti Ammar benar-benar menyukai Nisa.

“Kenapa?” tanya Ammar dengan menatap Halimah.

“Gapapa, Mas.” Halimah menerima uluran tangan Ammar untuk menyaliminya.

“Aku lapar, tadi siang tidak makan.” Katanya lagi.

“Nisa siapkan makanan, Mas.”

Lagi-lagi Nisa menyerobot.

Ammar berbalik arah melihat Nisa. “Biar Halimah yang menyiapkan keperluanku.”

Nisa langsung diam melihat tajam sorot mata Ammar.

*

Hanya Ayu sahabat yang dimiliki, hanya Ayu tempat Halimah mengadu jika pada ibunya Halimah takut malah akan membuat kedua orang tuanya bersedih. Siang tadi Halimah meminta izin untuk bertemu Ayu yang sedang cuti hari ini.

“Ada ya, perempuan yang secara terang-terangan ngejar laki-laki yang sudah beristri. Manfaatin keadaan lagi.” Ayu yang mendengar bagaimana tingkah Nisa yang didukung ibunya merasa kesal. “Dia ga takut karma bakalan berbalik, suatu saat nanti.” Ayu kembali melihat Halimah. “Terus gimana, Hal? Menurutmu kita cari perempuan yang mau dimadu?”

Halimah memijat pelipisnya. “Aku ga tau, Yu. Apa aku nyerah aja, lepasin mas Ammar. Aku pulang ke pondok saja.”

Ayu memeluk Halimah dari samping. “Rasanya meminta kamu untuk bertahan juga ga adil, aku ga bisa kasih saran apapun, apa saja yang menurutmu baik.”

Jelas saja Ayu tidak bisa memberikan saran, kedua hal yang harus dipilih Halimah sama-sama menyakitkan.

“Kita jalan-jalan cari udara segar.” Ayu membawa Halimah sedikit berkeliling sampai sore hari baru keduanya arah pulang.

“Pulangnya aga malem aja, Yu.” Kata Halimah saat Ayu hendak berbeok pada jalan rumah Halimah.

“Ko gitu? Ammar bentar lagi pulang.” walaupun begitu Ayu tetap menuruti Halimah.

Lihat selengkapnya