Keikhlasan

Nila Kresna
Chapter #19

Hati Ammar Hanya Satu

Begitu sampai rumah Halima mengucapkan salam tidak ada satupun orang, hanya art yang tergopoh lari dari dupur sambil menjawab salam Halimah. “Waalaikumsalam.”

“Ayu dan ibu dimana, Mbak?” tanya Halimah melihat rumah hening.

“Sepertinya baru masuk kamar, istirahat. Bu.” Mbak Sri kembali ke dapur setelah menerima bungkusan dari Ammar.

“Ayu, bu.” Panggil Ammar masuk dalam rumah diikuti Halimah.

“Biarkan saja Mas, mungkin sedang istirahat.” Halimah masuk ke dalam kamarnya. Rumah ini bukan seperti rumahnya lagi. Selama ia pulang kampung ternyat banyak barang yang berubah mungkin untuk menyambut anak Ayu.

Ruangan dibuat lebih luas, tidak ada lemari pojok dimana hiasan-hiasan kecil miliknya, posisi sofa juga berubah. Diluruskan mengikuti dinding. Ia merasa asing di dalam rumah sendiri.

Hanya kamarnya yang tidak berubah, ia istirahat sesaat. Sudah sore barulah Ayu dan Widuri keluar.

“Ada oleh-oleh dari ibu, Yu. Buat ibu juga ada.” Kata Halimah pada Widuri dan Ayu.

“Iya terima kasih, ibu sehat?” balas tanya Ayu.

Halima sudah merasa aneh sejak tadi datang ditambah suara datar Ayu yang terdengar hanya basa basi.

“Sehat.”

Sudah sampai situ saja percakapan keduanya, mereka berlanjut menikmati hidangan. Setelah selesai makan Ayu hendra berdiri.

Ammar dengan sigap membantu. Ayu tersenyum bahagia menunjukan pada Halimah.

“Pinggangnya pegel, Mas.” keduanya menuju ruang keluarga.

“Mas, naikin perutnya.” Perlahan Ammar memegang pert Ayu dari belakang menaikannya perlahan.

Helaan lega terdengar merdu dari Ayu. Menikmati bagaiman Ammar menaikan perutnya sesaat, dimana Halimah melihat semua itu. Sedangkan Widuri pergi begitu saja tanpa Halimah tahu apa kesalahannya sekarang, sedangkan dirinya baru sampai.

Halimah tidak taju Widuri dan Ammar bersitega tadi untuk menjemputnya, tapi disini Halimah yang menerima semua kesalahan.

Malamnya Ammar dikamar Halimah mendekapnya hangat. “Lama banget ga meluk kamu kaya gini.” Baru saja mencurahkan kerinduan dari luar pintu diketuk.

“Mas.”

Suara Ayu mengetk pintu.

Ammar langsung bangun membuka pintu. “Kenapa, Yu.”

Lihat selengkapnya