Gadis berbaju kebaya modern berwarna peach itu mengitarkan pandangannya ke ruangan besar yang kini mulai tampak ramai. Perempuan yang anggun mengenakan pakaian berbahan katun itu tidak henti melepas senyum terbaiknya hari ini. Wajahnya yang putih berseri terlihat semakin cantik dengan tambahan riasan make up flawless natural. Ya, ia memang seperti itu tidak terlalu suka dengan riasan yang setengah tebal. Menurutnya mukanya bisa lebih tua dari usianya saat ini.
Ribuan pasang mata dengan baju yang hampir sama, yaitu kebaya modern dikenakan mereka. Sebagian lagi ada yang sudah berganti menjadi baju kebesaran berwarna hitam lengkap dengan medali yang dikalungkan pada bagian leher serta toga yang terpasang di kepala. Sehingga hanya memperlihatkan rok bawahan dari kebaya jenis modern tersebut.
"Bu, Cinta kesana dulu ya," ucap gadis itu sembari menunjuk salah satu ruangan yang di bagian atas pintu menunjukkan toilet perempuan.
"Yaudah, Ibu nanti langsung kedalam ya. Ibu mau menunggu adikmu itu. Sekalian mau ketemu Angga juga." Ia tersenyum lalu mengitarkan pandangannya seolah berusaha mencari cowok bernama Angga di antara kerumunan manusia dengan setelan rapi tersebut.
Gadis bernama Cinta itu terdiam sejenak. Ia menunduk dengan ekspresi datar.
"Cinta." Perempuan yang kental dengan wajah Sunda itu menggoyangkan bahu putrinya. Kedua alisnya yang terlihat tegas tampak beradu. "Cinta, kamu kenapa?" panggilnya sekali lagi.
Kali ini gadis bernama Cinta itu segera tersadar dari lamunannya. Ia menggeleng perlahan. Lalu menyunggingkan senyum sembari sedikit terkekeh. "Eh, nggak apa Bu. Yaudah Cinta kesana ya, Bu." Cinta bergegas ke arah toilet setelah pamit kepada sang Ibu.
***
"Cinta!" teriak salah satu cewek dengan rambut dibuat curly seperti princess dicerita dongeng. Perempuan blasteran itu menghampiri Cinta lalu memeluknya erat. Seperti dua orang sahabat yang baru saja bertemu kembali. Itulah mereka. Cewek itu akhirnya melepaskan pelukan tersebut. Ia langsung terkekeh. "Ya ampun Cinta.Sumpah ih pangling banget sih. Cantik parah." Pujinya, speechles tak percaya.
Gadis itu hanya terkekeh. "Apaan sih, Ains." Bibirnya yang sengaja dilapisi lipstik dengan warna ombre nude bercampur merah pada bagian dalamnya, membuat senyumnya semakin manis dan segar layaknya aktris Korea.
"Kalau Lo kaya begini terus Cin, gue yakin deh itu cowok-cowok se fakultas pada antri." Gadis itu tampak antusias. Lalu kembali memeluk sahabatnya karena terlalu bahagia.
"Ains, udah dong. Pelukannya nanti aja ya abis wisuda," gerutu Cinta akhirnya setelah gemas dengan tingkah sahabat satu-satunya tersebut.
Waktu terus berjalan. Gedung yang awalnya hanya terlihat tataan bangku berlapis kain putih, juga beberapa orang yang sibuk mengatur bagsound dan kegiatan, kini sudah dipenuh oleh para wisudawan wisudawati. Juga orangtua ataupun wali yang menemani putra putri mereka dalam moment bersejarah tersebut.