Blurb
Gue itu termasuk orang yang sans aja ngejalanin hidup. Enggak panikan. Termasuk saat usia gue udah berada di penghujung tiga puluh limaan dan tanpa pacar alias jones. Jomlo ngenes.
Gue enggak panik.
Enggak juga waktu Romi mutusin hubungan yang udah berjalan hampir satu tahun itu tanpa alasan yang jelas. Well, dua tahun sebenernya, sih. Tapi, dipotong setengah tahun masa percobaan dan setengah tahunnya lagi digantungin kayak jemuran basah tanpa penjelasan.
Gue enggak panik! Suer!
Termasuk waktu saudara-saudara nyokap gue tanpa berdosa terus nanyain 'kapan nikah' tiap kali kita ketemuan.
Hingga akhirnya, gue kenal dan jatuh cinta sama cowok 'cantik' ini. Dia satu-satunya manusia yang bisa bikin gue belingsatan sendiri. Apalagi, setelah tahu dia ternyata lebih muda hampir tujuh tahun dari gue!
Gue bahkan seperti orang kebakaran jenggot sendiri saat mencari tahu latar belakang kehidupan dia, keluarga dia, pekerjaan dia.
Kalau gue bilang apa sebenernya yang dia lakuin dengan tante-tante yang pantes jadi mamanya itu, lagi pegang-pegangan tangan, ke luar masuk mal, nenteng-nenteng belanjaan, ketawa-ketiwi, lo pasti akan menduga seperti apa yang ada di kepala gue sekarang!
(Mentari Pramadipta)