Bulan madu seperti apakah yang diinginkan oleh sepasang pengantin baru? Jika Bellenca boleh berdapat dia ingin pergi ke pulau Dewata, Bali. Harapan yang sangat sederhana bukan? Dibandingkan dengan keliling Eropa atau keliling dunia seperti harapan wanita kebanyakkan.
Sebuah pernikahan tanpa Cinta adalah seperti mimpi buruk bagi siapa saja, tapi tidak ada yang pernah tahu bahwa mimpi buruk bisa menjadi manis bila takdir berpihaknya.
“anak gadis keluarga mana yang berhasil meluluhkan hati Ceo yang dingin TVC, Abercio Surya” ujar riuh tamu undangan yang datang
“bukan keluarga hebat juga sih, cuma putri tertua keluarga Jaya, Jaya Cenora” ujar tamu undangan yang mengetahuinya.
“tapi kulihat pengantin wanitanya tidak mirip dengan Jaya Cenora tuh, mala seperti mirip dengan putri kedua mereka, Jaya Bellanca?” tanya tamu itu yang binggung dengan pengantin wanitanya.
“sstt, jangan keras-keras” ujar tamu lain tersebut.
Kakak kabur dari pernikahan ini yang seharusnya dirinya menjadi pengantin wanita. Kalau Abercio Bilton sadar pengantin wanitanya berubah menjadi Jaya Bellanca, bisa dipastikan Abercio akan marah besar.
Hari ini dia mengumandangkan ijab Kabul dengan nama Bellanca yang sialnya terdengar merdu ketika di ucapkan oleh Abercio. Seharusnya bukan Bellanca yang duduk dengan jantung berdebar disampingnya. Seharusnya bukan Bellanca yang didandani seperti seorang putri Raja dan membuat semua tamu undangan memandang takjud setiap kali bertata muka.
“tuan Abercio Bilton, apakah anda bersedia menjadikan Nona Jaya Bellanca sebagai istri sah anda?” tanya penghulung yang menjadi saksi mereka “baik dalam keadaan kaya ataupun miskin, sehat maupun sakit,”
“jelas-jelas dia telah melihatku, tapi kenapa ia tidak membongkarnya langsung? Bahkan tidak terlihat marah sedikitpun” batin Bellanca.
“setia menemaninya dan senantiasa mencintainya sampai akhir hayat?” lanjut penghulung itu.
“entah sudah berapa kali aku memimpikan hal ini, mengenakan gaun pengantin lalu orang yang mencintaiku kemudian menyematkan cincin pernikahan ke jari manisku, sambil berkata “aku bersedia” batin Bellanca yang menatap wajah Abercio.