Kelahiran Kota Lumpur

Mbak Ai
Chapter #8

Bab 8: Kembali ke Rumah

Sekolah tetap menjadi hal yang menyebalkan. Namun, Leila menjadi sedikit berani karena Adit sering membantunya dan mengusir para siswa yang melakukan perundungan.

“Dia ternyata ketua OSIS,” ucap Mira sambil membawa seplastik pentol dengan saus merah kental.

“Pantesan semua anak takut sama dia,” balas Leila.

“Tadi aku tanya sama Buk Eri yang jual pentol kalau Adit emang teges. Banyak anak yang nggak suka sama dia, tapi ya… bagus jadi dia bisa ngelindungin kita.”

Bagas mengangguk-angguk. Ia diam-diam mengambil pentol Mira saat dia masih fokus dengan ceritanya.

“Aku yo isok26 ngelindungi sebenere,” sahut Bagas sambil mengunyah pentolnya senikmat mungkin.

Mira yang sadar kalau pentolnya dicomot tanpa izin langsung menoyor kepala Bagas dengan kesal.

Tukuo dewe!27” serunya.

Medit!”

Leila memutar bola matanya dengan malas karena lagi-lagi menjadi saksi pertengkaran Mira dan Bagas. Ia pun memilih keluar dari kantin setelah pentol miliknya habis.

Selama pejalanan menuju kelas, ia berhenti di papan pengumuman. Bibirnya tersenyum saat mendapati foto Bagas sedang memegang piala.

“Oh, dia habis menang lomba. Pinter juga,” gumamnya.

Leila baru kali ini merasa aneh saat melihat lawan jenis. Apa ini yang orang-orang sebut sebagai jatuh cinta? Ia sendiri pun tak paham, yang jelas ia memang suka saat melihat Adit dan beberapa kali memikirkannya tanpa sadar dalam lamunan.

Seolah takdir sedang berbaik hati padanya, selain keadaan di sekolah yang lebih baik semenjak kehadiran Adit, bapak memberi kabar baim saat ia pulang sekolah.

“Cepat ganti seragammu. Kita mau ke rumah,” ucapnya.

“Rumah? Rumah di Wangkal?” Leila bertanya dengan terkejut.

“Memangnya rumah mana lagi?”

Leila tak pernah melompat-lompat seperti kelinci saat ia bahagia. Namun, kali ini ia tak tahan untuk bersorak senang dan segera melepas seragamnya.

Akhirnya! Akhirnya ia bisa pulang ke rumah setelah berminggu-minggu!

“Ajak Mira sama Bagas juga, tapi izin sama orang tuanya dulu.”

“Enggeh!”

Ucapan Bapak membuat senyuman Leila semakin melepar. Ia segera keluar dari ruko untuk menjemput Mira dan Bagas.

“Wadoh!”

Leila tak sengaja menabrak Buk Tri, tetangga rukonya yang sedang petan uban dengan Buk Dian.

Lihat selengkapnya