KELAM

Dewi
Chapter #15

Bab 15 Mereka membawanya

Aku kembali dikejutkan dengan suara ibu yang menangis dan orang-orang yang berkumpul di teras rumah kami. Perasaan takut dan panik menyelimuti dadaku, hingga seseorang menoleh dan melihat kedatanganku di sana.

“Elsa,” panggilnya seraya menarik tanganku mendekat.

“Ada apa? Apa yang terjadi?” tanyaku dengan jantung yang berdetak kencang.

“Kakakmu melakukan percobaan bunuh diri, Elsa. Dia menggantung dirinya di pohon itu,” kata orang itu seraya menunjuk pohon berbatang besar yang cukup tinggi di sana, tak jauh dari rumah kami. Mendengar itu aku bergegas melangkah masuk, dan mendapati ibu sedang menangis di sisi Ruby yang duduk mematung.

“Elsa,” suara ibu gemetar saat melihatku, wajahnya basah karena air mata yang terus mengalir. Aku menoleh ke luar di mana orang banyak itu masih berkumpul untuk melihat kami.

“Terima kasih sudah menolong Ruby, bisakah kalian semua meninggalkan rumah ini?” kataku dengan sopan kepada orang-orang itu.

Rumah kembali hening, hanya terdengar suara isak tangis ibu yang mulai mereda. Ibu menatapku seolah mengharapkan sesuatu.

“Bu, Angel dan Neva memberitahuku tentang sesuatu, tapi aku tak bisa mengatakan ini di depan Ruby,” ucapku lirih.

Ibu mengangguk, ia lalu berdiri dan mencoba untuk membawa Ruby masuk ke dalam kamarnya. Ruby terlihat lebih tenang setelah meminum pil penenang itu. Tak lama kemudian ia tertidur di sana.

“Ruby ingin bunuh diri, Elsa. Kalau tidak ada mereka mungkin ibu sudah kehilangan dia,” ucap ibu putus asa.

“Bu, ada tempat yang bisa menyembuhkan Ruby. Hanya saja kita harus meninggalkan dia di sana untuk sementara waktu.”

Ibu menoleh, “Tempat apa itu?”

“Tempat untuk merawat orang-orang seperti Ruby. Kurasa dia akan aman di sana karena ada yang mengawasi, selain itu ibu dan aku bisa terus melanjutkan hidup.”

“Kau ingin mengatakan rumah sakit jiwa, kan? Ruby tidak gila, Elsa. Ruby itu depresi dan mengalami tekanan karena ayahmu. Kau tidak bisa menyamakan itu. Orang-orang di sini mengatakan Ruby sakit jiwa dan ibu tidak terima, sekarang kau juga mengatakan hal yang sama?” Wajah ibu menunjukkan kemarahan saat mengatakan itu, dan aku bisa tahu bagaimana perasaannya sekarang.

Lihat selengkapnya